Beringin kembar yang berdiri kokoh di sekitar Keraton Mataram Islam, termasuk Keraton Yogyakarta, punya makna terkait kehidupan.
Intisari-Online.com - Barangkali banyak dari kita bertanya-tanya, apa fungsi dua beringin--biasa disebut beringin kembar--yang berdiri di alun-alun Keraton Solo atau Keraton Yogyakarta?
Apakah beringin-beringin itu punya makna khusus bagi eksistensi dinasti Mataram Islam?
Ada juga cerita, barangsiapa bisa lewat di tengah dua beringin itu dalam kondisi mata tertutup, niscaya keinginannya akan terkabul.
Benarkah?
Pohon beringin di sekitar keraton, baik Keraton Surakarta maupun Keraton Yogyakarta, bukan sekadar hiasan atau mempercantik tata ruang kota.
Sebagian besar masyarakat Jawa memandang pohon beringin sebagai pohon hayat.
Sering kali pohon beringin besar dan rimbun dianggap menimbulkan rasa gentar dan hormat.
Menurut cerita, pohon beringin termasuk "benda" yang diangkut saat boyongan dari Keraton Kartasura ke Keraton Surakarta.
Rombongan pengangkut yang membawa empat buah pohon beringin pusaka berjalan di depan.
Diikuti oleh rombongan pengangkut lainnya.
Keempat pohon ini kemudian ditanam kembali di ibukota yang baru.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR