Intisari-Online.com - Pesan yang berhubungan dengan pekerjaan kadang tak henti masuk ke akun email pribadi. Tak jarang pesan-pesan itu datang dan terpaksa harus dibalas di hari libur atau ketika kita sudah meninggalkan kantor. Padahal menurut sebuah penelitian terbaru, menjawab email di luar jam kerja memengaruhi kesehatan seseorang.
Kini, 52 persen orang di Amerika memeriksa email mereka sebelum dan setelah bekerja. Bahkan ketika sakit, mereka juga membuka email. Mereka tampak lebih stres ketika mengabaikan email yang masuk dibanding harus meresponnya dengan cepat.
Berdasarkan penelitian yang diterbutkan Journal of Occupational Health Psychology, fenomena ini disebut sebagai "telepressure". Ini adalah dorongan untuk merespon email terkait pekerjaan. “Dengan adanya ini, tugas menumpuk, sehingga orang yang menerima email di malam hari akan memikirkan pekerjaan,” kata Larissa Barber, assistant professor of psychology di Northern Illinois University.
Para pekerja yang mengalami telepressure akan mengalami kualitas tidur yang buruk, merasa lebih jenuh, dan sering tidak masuk kerja karena masalah kesehatan. Padahal, seseorang sebaiknya tidak menggunakan perangkat elektronik seperti laptop dan smartphone sebelum tidur.
Penelitian Barber menemukan bahwa hal ini merupakan dinamika sosial dalam lingkungan kerja. Misalnya saja, email ersebut diterima dari atasan maupun rekan kerja. Anda pun akan bergegas untuk membalasnya.
Menurut Barber, perlu ada semacam pengaturan jam email. Mereka harus memberitahukan bahwa kapan saja ia bisa membalas pesan dengan cepat. Di luar jam itu, ia tidak akan menanggapi email yang masuk. Sebab, menjawab email di luar jam kerja memengaruhi kesehatan seseorang. Namun, Barber menyadari bahwa seseorang memang akan merasa puas ketika mendapat tanggapan cepat atas email yang dikirimnya. (TIME)