Memperingati Peristiwa Hari Raya Waisak 2023, Sejak Kapan Agama Buddha Menyebar di Indonesia?

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Penulis

Agama Buddha menyebar ke Indonesia diperkirakan sudah terjadi sejak awal abad Masehi. Semakin masif saat Kerajaan Sriwijaya berdiri.
Agama Buddha menyebar ke Indonesia diperkirakan sudah terjadi sejak awal abad Masehi. Semakin masif saat Kerajaan Sriwijaya berdiri.

Agama Buddha menyebar ke Indonesia diperkirakan sudah terjadi sejak awal abad Masehi. Semakin masif saat Kerajaan Sriwijaya berdiri.

Intisari-Online.com -Presiden Soeharto pernah menyebut Agama Buddha sebagai agama klasik di Indonesia.

Ada juga yang bilang bahwa agama Buddha adalah agama tertua yang menjadi agama resmi di Indonesia.

Benar tidak sih?

Di momen dan peristiwa Hari Raya Waisak ini, penting bagi kita untuk tahu lebih dalam sejarah singkat penyebaran agama Buddha di Indonesia atau Nusantara.

Menurut beberapa sumber sejarah, Buddhisme atau agama Buddha sudah menyebar di Indonesia sejak abad ke-5.

Fakta ini bersumber dari beberapa peninggalan dan prasasti yang diduga berasal dari era Buddhisme.

Sementara itu, adalah Sriwijaya yang berpusat di Sumatera dianggap sebagai kerajaan bercorak Buddha pertama di Indonesia.

Kerajaan berdiri antara abad ke-7hingga abad ke-12.

Penyebaran agama Buddha di Indonesia menggunakan misi khusus bernama Dharmadhuta.

Agama Buddha atau Buddhisme pertama kali berkembang di India, di sekitar Negara Bagian Bihar sekarang.

Setelah itu agama ini menyebar ke wilayah-wilayah lain, termasuk ke Nusantara.

Masuknya agama Buddha di Indonesia dimulai pada awal masehi, lewat jalur perdagangan.

Hal ini dipengaruhi oleh posisi Indonesia yang terbilang strategis, khususnya dalam bidang pelayaran dan perdagangan.

Diduga, agama Buddha pertama kali dibawa oleh seorang pengelana asal China bernama Fa Hien.

Sedangkan kerajaan Buddha pertama yang berkembang di Indonesia adalah Kerajaan Sriwijaya, yang berdiri di Sumatera sejak abad ke-7.

Pada masa itu, Kerajaan Sriwijaya sempat menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara.

Kabar ini dapat dibuktikan dengan catatan seorang sarjana dari China bernama I-Tsing.

Dia melakukan perjalanan ke India dan Nusantara, guna mencatat perkembangan agama Buddha.

Berdasarkan catatan I-Tsing, Sriwijaya dulunya adalah rumah bagi para sarjana Buddha.

Sriwijaya, masih menurut I-Tsing, juga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha.

Alhasil, selama Kerajaan Sriwijaya berdiri, agama Buddha pun ikut berkembang dengan sangat pesat di Nusantara.

Saat itu, sudah ada dua aliran Buddha yang berkembang di Sriwijaya.

Dua aliran itu adalahTheravada dan Mahayana.

Pesatnya perkembangan agama Buddha di Indonesia juga tidak lepas dari dukungan seorang Mahaguru Buddha di Sriwijaya, yaitu Sakyakirti.

Menurut catatan sejarah, ada kurang lebih 1.000 pendeta yang belajar agama Buddha di Kerajaan Sriwijaya.

Sementara di Jawa, kita harus berterima kasih kepada kerajaan Medang atau Mataram Kuno dan Majapahit.

Mataram Kuno banyak meninggalkan situs-situs gigantik yang berkaitan dengan Buddhisme, yang paling terkenal tentu saja Candi Borobudur.

Lalu ada Majapahit.

Majapahit sendiri sejatinya adalah kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha.

Kerajaan ini berdirisekitar 1293 hingga 1500.

Majapahit mencapai masa kejayaannya pada masa kepemimpinan Hayam Wuruk, yang berkuasa sejak 1350 hingga 1389.

Pada masa Kerajaan Majapahit, ada dua kitab yang mengisahkan tentang ajaran Buddhisme Mahayana, yaitu Sanghyang Kamahayan Mantrayana dan Sanghyang Kamahayanikan.

Selain itu, sinkretisme juga sudah mencapai puncaknya, di mana aliran Hindu-Siwa, Hindu-Wisnu, dan agama Buddha dapat hidup berdampingan.

Ketiganya dipandang sama nilainya dan disebut sebagai Harihara, yakni setengah Siwa dan setengah Wisnu.

Akan tetapi, setelah masa pemerintahaan Majapahit berakhir, agama Buddha juga berangsur-angsur bergeser kedudukannya oleh masuknya agama Islam.

Pada abad ke-20, muncul nama-nama pengembang agama Buddha di Tanah Air, seperti bhikkhu dari Ceylon (sekarang Sri Lanka) yang bernama Narada Maha Thera.

Pada 1934, Thera berkunjung ke Hindia Belanda sebagai bhikku Theravada pertama yang datang untuk mengajarkan agama Buddha.

Sejak Thera datang, minat masyarakat untuk mempelajari agama Buddha kembali meningkat.

Semangat mereka kian berkembang ketika muncul bhikku dari Indonesia bernama Ashin Jinarakkhita. Sejak saat itu, perkembangan agama Buddha di Indonesia kembali meningkat.

Menurut catatan, pada 1987, sudah ada sekitar 2,5 juta penduduk Indonesia yang beragama Buddha.

Di Indonesia, mayoritas pemeluk Buddha ada di Jakarta, Riau, Sumatera Utara, dan Kalimantan Barat.

Agama Buddha di Indonesia paling banyak dianut oleh masyarakat Tionghoa dan beberapa kelompok pribumi.

Adapun aliran-aliran agama Buddha yang berkembang yaitu: Mahayana Vajrayana Theravada.

Artikel Terkait