Menurut sosiolog Udayana, kebiasaan bule atau turis di Bali melanggar aturan salah satunya karena tingginya konsentrasi mereka di satu kawasan.
Intisari-Online.com -Tingkah bule atau turis di Bali semakin aneh-aneh saja.
Dua terbaru adalah dua bule perempuan tertangkap melakukan aksi tidak senonoh, memamerkan kemaluannya di depan umum.
Ternyata itu bukan pertama kali bule-bule di Bali bertindak "melanggar aturan".
Kenapa itu bisa terjadi?
Menurut sosiolog Universitas Udayana Bali Wahyu Budi Nugroho,sikap yang ditunjukkan oleh turis asing di Bali tidak hanya mencederai masyarakat setempat.
Lebih dari itu, ia telah mencederai Pulau Bali yang terkenal sebagai obyek wisata budaya dan spiritual.
Menurutnya, turis asing di Bali yang kini lebih leluasa bertindak di luar batas disebabkan oleh tingginya konsentrasi mereka di suatu kawasan, seperti di Canggu.
Hal ini kemudian mendorong munculnya tindakan berdasarkan kebiasaan mereka di negara asalnya.
"Secara sosologis, ketika kerumunan tercipta, maka individu-individu yang ada di dalamnya cenderung bertindak berdasarkan preferensi dan kebiasaan kerumunan tersebut," kata Wahyu, dilansir Kompas.com pada Maret 2023 lalu.
"Bahkan sering kali ini masih bertahan ketika individu tidak lagi menjadi bagian dari kerumunan."
Turis-turis di Bali juga ada yang terindikasi melakukan kegiatan ekonomi ilegal.
Terkait aktivitas ekonomi ilegal, Wahyu menyebut hal ini merupakan indikasi bahwa mereka telah membentuk modal ekonomi, modal sosial, dan modal kultural sendiri.
Dengan demikian, adanya sejumlah turis asing yang melakukan kegiatan ekonomi ilegal ini seolah memunculkan masyarakat dalam masyarakat.
Wahyu menuturkan, kondisi ini menuai banyak protes dari warga lokal, khususnya melalui media sosial.
"Mereka yang melayangkan protes dan kritik melalui media sosial ini dapat ditempatkan sebagai quasi group atau kelompok semu," jelas dia.
Artinya, masyarakat masih menganggap persoalan tersebut bersifat pribadi dan personal, antara dirinya dan WNA semata.
Menurut Wahyu, jika terus dibiarkan, kelompok semu ini akan berubah menjadi kelompok konkret atau kelompok konflik.
Dia menambahkan, adanya kelompok konflik ini berpotensi menimbulkan konflik realistis dan nonrealistis di masa depan.
"Konflik realistis adalah konflik yang terjadi secara langsung antara WNI dengan WNA," katanya.
"Sedangkan konflik nonrealistis adalah konflik yang terjadi antara sesama WNI, jika ditemui ada WNI yang turut bekerja bersama WNA."
Oleh karena itu, Wahyu meminta ketegasan pemerintah agar turis asing lebih menghormati nilai, norma, dan budaya setempat.
Dia menilai, perlu adanya sanksi tegas bagi mereka yang melakukan aktivitas ekonomi ilegal.
Tak hanya itu, pemerintah sebaikya membuka saluran pelaporan yang jelas bagi warga lokal terkait aktivitas turis asing yang meresahkan.
"Terakhir, perlunya dibentuk Satgas yang secara khusus mengurus persoalan WNA," tutupnya.
Sederet aksi melanggar hukum turis di Bali
Bekerja secara ilegal
Beberapa saat yang lalu, seorang warga negara (WN) Rusia kedapatan melanggar aturan setelah bekerja sebagai fotografer di Bali.
WN Rusia yang bernisial SZ (28) itu bahkan mengiklankan jasa fotografinya di media sosial.
Padahal, SZ datang ke Indonesia menggunakan visa investor melalui Bandara Internasional Ngurah Rai Bali pada 22 April 2022.
Disebutkan bahwa SZ mengaku menjadi direktur perusahaan di bidang real estate dan restoran, tetapi perusahaan itu belum beroperasi.
Pihak Kantor Imigrasi Kelas I TPI Denpasar pun menemukan fakta bahwa SZ selama 10 bulan di Bali telah bekerja secara ilegal sebagai fotografer.
Karena melanggar aturan, SZ kemudian dideportasi ke negara asalnya.
Selain SZ, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace juga mengaku mendapat laporan warga tentang adanya turis yang berjualan sayur.
Para turis asing tersebut mengambil sayuran ke pasar kemudian dijual ke teman-temannya.
Melanggar lalu lintas
Selain bekerja secara ilegal, sejumlah turis Bali juga kedapatan kerap melanggar aturan lalu lintas.
Dalam salah satu unggahan, tampak banyak turis mengendarai kendaraan dengan pelat nomor tidak sesuai aturan.
Bukan berisi kombinasi nomor dan angka, pelat tersebut berisi nama berbahasa Rusia.
Padahal, pelat nomor kendaraan seharusnya terdiri dari kombinasi huruf dan angka yang merupakan kode wilayah dan nomor registrasi sebagai identitas kendaraan.
Polda Bali pun langsung menggelar patroli untuk menertibkan turis asing yang melanggar aturan lalu lintas.
Kepolisian juga meminta masyarakat untuk melaporkan ke kantor polisi terdekat apabila melihat adanya pengendara yang melanggar lalu lintas.
Maling uang Rp 35 juta
Pada Februari 2023, seorang warga Perancis bernisial JRM nekat membobol minimarket di Benoa, Kecamatan Kuta Selatan, Kabuaten Badung, Bali.
Dari aksinya, pelaku berhasil menggasak satu slof rokok, satu botol minuman bersoda dan uang tunai sebanyak Rp 35 juta.
Kapolresta Denpasar Kombes POl Bambang Yugo Pamungkas menuturkan, WNA tersebut melakukan pencurian seorang diri dengan bersembunyi di dalam toko sebelum tutup.
Setelah toko tutup, pelaku langsung melancarkan aksinya dengan mengambil uang dalam brankas dan sejumlah barang lainnya.
Menurutnya, pelaku diketahui tidak bekerja dan akan menggunakan uang itu untuk kebutuhan sehari-hari.
Curi barang penumpang di bandara
Dua warga negala Aljazair menjadi pelaku pencurian sejumlah barang penumpang di area Terminal Kedatangan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali.
Korban diketahui seorang WNI, serta dua turis asal Rusia dan Amerika Serikat.
Dalam kasus ini, korban WNI kehilangan tas berisi ponsel dan pakaian, WN Amerika Serikat kehilangan tas berisi laptop dan iPad, kemudian WN Rusia kehilangan paspor.
Kasus ini terungkap setelah korban melaporkan kehilangan tas ke petugas keamanan bandara.
Bule perempuan pamer kemaluan
Sudah ada beberapa kejadian bule perempuan di Bali pamer kemaluan, bahkan perbuatan itu dilakukan di tempat-tempat yang dianggap sakral.
Dua yang paling baru adalah seorang wanita asyik saja berjalan sembari tak mengenakan sehelai benang pun di tubuhnya di tengah-tengah pertunjukan tari.
Satu lagi, seorang wanita pamer kemaluan di jalanan di atas motor.