Intisari-Online.com - Perbedaan tentang meminta maaf di tempat kerja, khususnya dari pemimpin, terbagi pad dua sisi: Ada yang menganggap hal itu membuat seorang atasan terlihat lemah, ada juga yang bersikeras untuk menjaga kesopanan di tempat kerja. Nah, agar seimbang, maka pemimpin harus tahu kapan dia harus (dan tidak harus) meminta maaf di tempat kerja:
* Harus meminta maaf
Bila melakukan kesalahan. Bahkan jika atasan yang melakukan kesalahan. Kita semua manusia. Namun, salah satu yang perlu ditekankan adalah saat seorang atasan meminta maaf, maka dia harus segera memperbaiki kesalahan tersebut. Bahkan jika kesalahan tersebut terkait dengan orang lain, termasuk pihak luar, maka atasan harus segera meminta maaf secara langsung.
Tindakan ini akan menunjukkan pemimpin tersebut mengambil tanggung jawab atas tindakannya, yang dapat membangun kepercayaan dengan karyawan.
Ketika keputusan mempengaruhi orang lain dengan cara yang negatif. Sebagai pemimpin di perusahaan, pemimpin mungkin memiliki tanggung jawab untuk membuat keputusan besar yang mempengaruhi rekan kerja, baik lebih baik atau lebih buruk.
Dalam kondisi ini, meminta maaf harus dilakukan. Minimal, mereka merasa dihargai oleh pemimpinnya dan bahwa pemimpinnya mengetahui bahwa tindakan yang dia ambil berdampak buruk bagi karyawannya.
* Jangan minta maaf ...
Ketika hal itu merusak nilai Anda. Karyawan menghormati atasan sebagai seorang pemimpin, sehingga kontraproduktif jika dia terlalu banyak meminta maaf, seperti meminta karyawan untuk datang ke kantor atau tidak setuju pada masalah pekerjaan. Permintaan maaf untuk hal-hal seperti ini, terutama jika sering dilakukan, akan membuat pemimpin tersebut seolah tidak menghargai nilai dan idenya sendiri.
Masih ada cara lain agar karyawan masih tetap merasa dihargai, yaitu dengan mengajukan pertanyaan saat meminta bantuan dan mengucapkan terima kasih saat pekerjaan/permintaan tersebut telah dilakukan.
(jobs.aol.com)