Jangan Menyerah! Passion dapat Dikembangkan

Esra Dopita M Sidauruk

Editor

Jangan Menyerah! Passion dapat Dikembangkan
Jangan Menyerah! Passion dapat Dikembangkan

Intisari-Online.com - Jika kamu tidak puas dengan apa yang kamu lakukan dalam pekerjaan, jangan cepat menyerah karena sebuah penelitian mengatakan, passion pekerjaan dapat dikembangkan dan kamu mungkin bisa menikmati pekerjaan yang sebelumnya sangat tidak kamu sukai.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin, menemukan, jaminan kepada mereka yang belum menemukan apa yang mereka sukai. Jika kamu tidak dapat menemukan passion atau keinginanmu, maka kamu dapat belajar untuk mengembangkannya.

“Kita bisa mengubah keyakinan atau strategi kita untuk menumbuhkan passion secara bertahap dan mencari kesesuaian dari awal, mungkin cukup efektif dalam jangka panjang untuk mencapai pengalaman yang didambakan,” ucap pemimpin penulis studi tersebut Patricia Chen, doktor mahasiswa psikologi di Universitas dari Michigan Amerika Serikat.

Mentalitas yang dominan adalah keyakinan bahwa keinginan dapat dicapai dengan menemukan kecocokan garis yang tepat pada pekerjaan atau mengikuti keinginan seseorang. Pola pikir alternatifnya adalah passion dapat dikembangkan dari waktu ke waktu karena kemampuan satu keuntungan dari jenis pekerjaan.

Di sini, para peneliti meneliti harapan masyarakat, pilihan, dan hasil terkait dengan masing-masing dua pola pikir, yakni fit teori dan pengembangan teori. Mereka menemukan, kedua mentalitas sama efektif untuk mencapai keterampilan kerja dan kesejahteraan.

Orang dengan fit teori cenderung memilih panggilan yang mereka nikmati dari awal. Indikasi kesesuaian menjadi sesuatu yang penting bagi mereka. Sebaliknya, orang dengan pengembangan teori, fokus pada mengembangkan passion dan kecocokan dari waktu ke waktu. "Dengan demikian, mereka lebih cenderung untuk memprioritaskan karakteristik keterampilan kerja selain kenikmatan langsung, seperti gaji," tutur Chen.

Namun, hasil temuan ini bertentangan dengan kebijaksanaan populer, yakni pengalaman cinta pada pandangan pertama tidak diperlukan ketika mengevaluasi pekerjaan yang potensial. (TimesofIndia)