Inggris punya Robin Hood, rakyat Betawi punya Si Pitung, pembela rakyat jelata dari penindasan pejabat korup dan penjajah Belanda.
Intisari-Online.com -Tiap daerah pasti punya Robin Hood-nya masing-masing.
Tak terkecuali di Indonesia, tak terkecuali di Batavia alias Betawi.
Robin Hood sendiri merupakan tokoh rakyat dari Inggris.
Dia sejatinya adalah seorang bangsawan yang memutuskan menjadi musuh Sheriff of Nottingham atau Prince John melawan pejabat korup untuk kepentingan rakyat jelata.
Yang paling terkenal dari cerita Robin Hood adalah hobinya maling harta benda orang-orang kaya lalu membagikannya kepada fakir miskin dan rakyat jelata.
Nah di Betawi juga ada sosok yang dianggap sebagai Robin Hood dari Betawi.
Dialah Si Pitung.
"Ia mengambil harta dari para penindas, kemudian membagikannya kepada rakyat yang menderita dan membutuhkan," tulis Nafri Yanti dalam jurnal Kiprah Universitas Maritim Raja Ali Haji.
Dalam tulisan itu dia mengisahkan tentangbanyaknya kesamaan dalam legenda si Pitung dengan Robin Hood.
Tulisan itu sendiri berjudul "Kajian Bandingan: Legenda Robin Hood dan Legenda si Pitung" terbit 2016.
"Sikapnya merupakan bentuk dari pemberontakan Robin Hood terhadap para penindas yang digambarkan dalam keadaan yang terjadi kala itu, ketika penindasan menjadi suatu perilaku yang kerap dijumpai di lingkungan sekitarnya," tambahnya.
Ada beberapa kesamaan yang terdapat dalam legenda Robin Hood dan legenda Si Pitung.
"Legenda Robin Hood dan legenda Si Pitung di antaranya memiliki modus pemberontakan yang sama, yakni ia gunakan untuk membantu kaum miskin yang tertindas," katanya.
"Layaknya Robin Hood, legenda si Pitung menceritakan sosok pahlawan Betawi yang berusaha menolong rakyat sekitarnya dengan cara mengambil harta kaum penindas dan membagikannya kepada rakyat yang tertindas dan membutuhkan."
Si Pitung sendiri berlatar masyarakat Betawi di masa penjajahan Belanda.
"Legenda inimenjadi kisah kepahlawan yang paling heroik dan melegenda di Indonesia sejak abad ke-19," tambahnya.
Yanti menulis, dua tokoh di atas melakukan hal yang sama dalam membantu rakyatnya yang kesusahan.
Mereka melakukannya dengan cara merampok harta kaum penguasa.
Membantu dengan cara merampok tentu merupakan suatu hal yang tidak lazim, namun begitulah cara Robin Hood dan Si Pitung dalam membantu masyarakat di sekitarnya.
Yuliadi Sukardi dalam bukunya berjudul Si Pitung Pendekar Betawi mengisahkan kisah perjalanan si Pitung sebagai pendekar yang sohor dan kharismatik bagi rakyat Betawi.
"Si Pitung digambarkan sebagai seorang remaja kecil yang berasal dari desa Rawabelong, Jakarta Barat," tulisnya.
Si Pitung dilahirkan dari sebuah keluarga yang sederhana di pinggiran Jakarta.
Beranjak dewasa, Si Pitung dimasukkan ke Pesantren oleh ayahnya.
"Di pesantren, ia mendapatkan banyak hal. Selain mendapat ilmu agama, Pitung juga dibekali ilmu bela diri," ungkap Sukardi dalam bukunya.
Selepasnya menimbu ilmu di pesantren, Si Pitung kembali ke kampungnya.
Dia mulai berhadapan dengan preman kampung yang hendak merampas harta bendanya.
Dia berhasil mempraktikan bela dirinya tersebut.
Kehebatan Si Pitung melawan segerombolan perampok membuat mereka terkesima terhadap kehebatan Si Pitung.
Gerombolan penjahat itu kemudian menjadi pengikut-pengikut pertama Si Pitung.
Penindasan yang dilakukan para penjajah Belanda saat itu semakin membuat sulit kehidupan si Pitung dan masyarakat yang berada di sekitar Rawabelong.
"Pitung dengan kawanannya, mulai mencuri harta kaum penjajah untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar," jelasnya.
Sejak saat itu Pitung dan gerombolannya menjadi buronan yang selalu dicari kaum penjajah.
Namun, aksi Pitung tidak mudah untuk ditaklukkan.
"Si Pitung tetap menjadi pendekar Betawi yang terus mendapatkan pujian dari masyarakat sekitarnya," tegasnya.
Pengalamannya bertahun-tahun menjadi pihak yang ditindas kebijakan penguasa, membuat Pitung menjadi sosok yang memiliki jiwa solidaritas tinggi.
"Mulai dari tetangga terdekatnya, ia kemudian membantu seluruh rakyat Betawi keluar dari kesulitannya," tulis Sukardi.
Masyarakat Betawi tentu lebih menganggap bahwa legenda Si Pitung punya nilai heroisme lebih ketimbang Robin Hood.
"Ia harus melawan kaum penjajah, sedangkan Robin Hood hanya menghadapi penindas sebangsanya," terangnya.
Kisah Pitung kemudian dikemas ke dalam beberapa versi, mulai dari film, komik hingga serial animasinya.
"Melegendanya si Pitung, heroismenya membuatnya dikenal sebagai kisah kepahlawanan paling sohor di kolong langit orang-orang Betawi," pungkasnya.
Margreet van Till secara tegas menulis dalam jurnal JSTOR berjudul "In Search of Si Pitung: The History of an Indonesian Legend" terbit 1996.
Dia menyebut bahwa legenda Si Pitung terkenal ketika pemerintahan Hindia-Belanda tengah berkuasa.
"Kemasyhurannya sebagai legenda pahlawan lokal, mendorong dibuatnya film Si Pitung pada tahun 1931, yang diproduseri oleh seorang Indo-Chinese, The Wong Brothers," ungkap van Till.