Sebatangkara, Mbah Rukmi Ngesot di Teras Setelah Rumahnya Dijual Anak Tiri

Yoyok Prima Maulana

Editor

Mbah Rukmi yang sebatang kara kini hanya bisa tinggal di teras rumah.
Mbah Rukmi yang sebatang kara kini hanya bisa tinggal di teras rumah.

Intisari-online.com - Seorang wanita tua bernama Ruchmiyati atau Mbah Rukmi yang tinggal di Dusun Ringinagung, Desa Ringinpitu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengalami nasib tragis.

Rumahnya diambil alih oleh anak tiri yang dulu diusir oleh suaminya karena sering membuat masalah.

Perbuatan anak tiri yang bernama P itu membuat marah warga sekitar. Pasalnya, P tidak pernah peduli dengan Mbah Rukmi.

Namun setelah suami Mbah Rukmi yang merupakan ayah P meninggal dunia, P diam-diam menjual rumah Mbah Rukmi. Akibatnya Mbah Rukmi harus tinggal di teras rumah.

“Dia (P) itu sudah dikeluarkan oleh ayahnya sendiri karena bandel. Dia tidak punya hak atas rumah Mbah Rukmi,” ujar Slamet, seorang warga setempat, (15/5), seperti dilansir Kompas.com.

Slamet menuturkan, sebelumnya Mbah Rukmi menikah dengan Nyoto dan tidak dikaruniai anak. Namun sebelum menikahi Mbah Rukmi, Nyoto sudah memiliki seorang anak, yaitu P.

Namun P dikeluarkan oleh Nyoto karena dianggap bandel. “Nyoto dan Mbah Rukmi malah mengangkat seorang anak perempuan. P ini malah tidak pernah pulang,” kata Slamet.

P baru pulang saat Nyoto tutup usia. Namun kedatangan P ternyata bermaksud lain, yaitu mencari sertifikat tanah milik ayahnya.

Menurut warga, P sama sekali tidak ikut mengurus jenazah ayahnya. “Itu yang aneh, dia pulang yang dicari malah sertifikat tanah. Dia tidak mengurus ayahnya yang meninggal,” ucap Slamet.

Menurut warga, semasa hidup, Nyoto tidak pernah bekerja. Penghasilan keluarga ditopang Mbah Rukmi yang berdagang di pasar.

Nyoto sendiri bertugas mengantar jemput Mbah Rukmi. Sebelum Nyoto meninggal dunia, tanahnya sudah diwariskan atas nama Mbah Rukmi.

Bahkan, saat itu terbit akta notaris atas nama Mbah Rukmi dari proses peralihan hak sekitar tahun 2017. Hingga tahun 2019, terjadi proses peralihan hak yang tidak diketahui Mbah Rukmi.

Saat itu, Mbah Rukmi dibawa ke sebuah tempat cuci motor yang jauh dari rumahnya dan diminta menandatangani dengan cap jempol.

“Sementara dia disingkirkan, di rumahnya sudah ada pengukuran. Dia cerita, katanya disuruh cap jempol karena ada bantuan,” kata Slamet.

Ternyata diketahui, terjadi proses jual beli dari P dengan seorang warga desa lain seharga Rp150 juta.

Warga pun mempertanyakan proses peralihan akta peralihan hak milik Mbah Rukmi yang tiba-tiba beralih ke orang lain.

Warga sekitar pernah berbondong-bondong mempertanyakan proses ini ke kantor desa. “Warga mintanya tanah itu dikembalikan atas nama Mbah Rukmi,” tegas Slamet.

Tinggal di teras Saat ini, Mbah Rukmi tinggal di teras rumah yang sudah atas nama orang lain. Sementara di dalam rumah kosong tak ada barang yang tersisa.

Setiap hari warga sekitar yang menyediakan makanan untuk Mbah Rukmi. Kondisinya saat ini sudah pikun, sehingga Mbah Rukmi buang air besar dan kecil di teras rumah tempatnya berdiam.

Seorang tetangga bernama Anik Pratiwi (53) yang membersihkannya setiap pagi dan sore hari.

Menurut Anik, untuk urusan makanan Mbah Rukmi tidak pernah kekurangan, karena semua tetangga peduli padanya.

“Tugas saya yang membersihkan dan semua kebutuhannya. Yang jadi keluhan warga adalah biaya perawatannya,” ujar Anik.

Masih menurut Anik, anak angkatnya dulu yang merawat Nyoto hingga meninggal dunia dan menutup utangnya.

Namun dia kecewa karena tidak dilibatkan dalam proses penjualan rumah, dan tidak mendapat bagian.

Dia keberatan merawat Mbah Rukmi, karena kondisinya juga kekurangan. “Yang saya dengar, waktu itu dia dapat ganti biaya listrik sama perbaikan rumah sebesar Rp 20 juta,” tutur Anik.

Mbah Rukmi juga pernah akan dititipkan di Panti Jompo, namun menolak. Ia beralasan masih punya rumah sehingga ingin menghabiskan masa hidupnya di rumah.

Selama ini, proses perawatan Mbah Rukmi mengandalkan BLT Rp 600.000, namun kini BLT itu sudah dihentikan.

“Sekarang ada sembako, itu yang dikasihkan ke saya untuk dipakai merawatnya,” kata Anik.

Sebelumnya, pihak pembeli pernah berjanji akan merawat Mbah Rukmi sampai meninggal dunia.

Namun ternyata janji itu tidak pernah ditepati.Kini setelah kisah Mbak Rukmi menjadi viral,pembeli mau mulai merawatnya.

“Kalau semua tetangga mintanya kembalikan hak Mbak Rukmi,” tandasnya.

Baca Juga: 'Suamiku Izinkan Aku Jual Diri Demi Bayar Utangnya', Kisah Pilu Ibu Muda yang Terpaksa Jadi PSK Demi Lunasi 'Tagihan' Rentenir Suami, Ini Kalimat Paling 'Nyelekit'

Artikel Terkait