Buah Aren, Siasat Jitu Mataram Islam yang Membuat Surabaya Tumbang

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Strategi jitu Mataram Islam gunakan buah aren.
Ilustrasi - Strategi jitu Mataram Islam gunakan buah aren.

Intisari-online.com -Pada abad ke-16, Mataram Islam dan Surabaya terlibat dalam perang yang dipicu oleh persaingan ekonomi dan politik antara kedua kerajaan.

Mataram Islam yang dipimpin oleh Sultan Agung berambisi untuk menguasai seluruh Pulau Jawa, termasuk Surabaya yang kaya akan perdagangan.

Surabaya yang dipimpin oleh Pangeran Jayalengkara menolak untuk tunduk kepada Mataram Islam dan bersekutu dengan VOC Belanda.

Perang antara Mataram Islam dan Surabaya berlangsung selama 10 tahun, dari tahun 1625 hingga 1635.

Perang ini berakhir dengan kemenangan Mataram Islam yang berhasil menaklukkan Surabaya setelah melakukan pengepungan yang lama dan melelahkan.

Salah satu siasat yang digunakan oleh Mataram Islam untuk mengalahkan Surabaya adalah dengan menggunakan buah aren.

Buah aren adalah buah buni yang berbentuk bulat seperti peluru dengan diameter sekitar 4 cm.

Buah ini memiliki kulit luar yang hijau dan akan menjadi kuning setelah tua.

Di dalam buah terdapat tiga ruang dan juga memiliki tiga biji yang terdapat pada untaian yang menyerupai rantai.

Buah aren tumbuh secara bergerombol pada tandan dan setiap tandan setidaknya mempunyai 10 tangkai dan setiap tangkai terdapat sekitar 50 buah aren.

Buah aren memiliki manfaat yang beragam, salah satunya adalah sebagai bahan pembuat gula aren.

Baca Juga: Mau Taklukkan Perdikan Mangir, Panembahan Senopati Rela Tumbalkan Putrinya Demi Kejayaan Mataram Islam

Gula aren merupakan pemanis yang rendah kalori dan kaya akan antioksidan, zat besi, niacin, dan unsur kimia lainnya yang bermanfaat untuk kesehatan.

Namun, buah aren juga memiliki sifat yang berbahaya jika digunakan sebagai senjata.

Sultan Agung memerintahkan pasukannya untuk mengumpulkan buah aren yang sudah tua dan mengeringkan kulit luarnya.

Kulit luar buah aren ini kemudian diisi dengan bubuk mesiu dan diikat dengan ijuk.

Ijuk adalah serabut hitam yang menyelimuti batang pohon aren.

Kemudian, ijuk ini berfungsi sebagai sumbu untuk menyalakan mesiu di dalam kulit buah aren.

Buah aren yang sudah diisi dengan mesiu ini kemudian dilemparkan ke arah benteng Surabaya dengan menggunakan meriam atau katapel.

Buah aren ini akan meledak ketika menyentuh tanah atau dinding benteng dengan suara yang menggelegar.

Ledakan ini dapat menimbulkan kerusakan pada benteng Surabaya dan menimbulkan kepanikan di kalangan pasukan Surabaya.

Buah aren juga dapat dilemparkan ke arah pasukan Surabaya yang sedang bertempur di medan perang.

Buah aren ini dapat melukai atau membunuh musuh dengan serpihan kulit atau bijinya yang tajam.

Baca Juga: Pangeran Seda Krapyak, Penerus Kerajaan Mataram Islam yang Menantang VOC

Selain itu, buah aren juga dapat menyebabkan iritasi atau luka bakar pada kulit musuh karena getahnya yang gatal.

Dengan menggunakan siasat buah aren, Mataram Islam berhasil mengalahkan Surabaya dalam perang yang sengit.

Buah aren menjadi salah satu senjata rahasia Mataram Islam yang membuat Surabaya tumbang.

Buah aren juga menjadi salah satu contoh dari kecerdikan dan kreativitas bangsa Indonesia dalam memanfaatkan alam untuk kepentingan perjuangan.

Artikel Terkait