Anatoli Polosin, Sosok Pelatih Terakhir Yang Bawa Timnas Indonesia Juara Sea Games, Bikin Pemain Kabur

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Timnas Indonesia terakhir merengkuh emas Sea Games pada 1991. Ketika itu pelatihnya adalah Anatoly Polosin yang terkenal keras.
Timnas Indonesia terakhir merengkuh emas Sea Games pada 1991. Ketika itu pelatihnya adalah Anatoly Polosin yang terkenal keras.

Timnas Indonesia terakhir merengkuh emas Sea Games pada 1991. Ketika itu pelatihnya adalah Anatoli Polosin yang terkenal keras.

Intisari-Online.com - Tim nasionalIndonesia mengawali Sea Games 2023 cabang sepakbola dengan menjanjikan.

Setelah berhasil mengalahkan Filipina 3-0, giliran Myanmar yang dibantai 5-0.

Dua kemenangan ini semoga menjadi awal yang bagus bagi timnas Indonesia merengkuh gelar juara cabang sepakbola Sea Games.

Indonesia sendiri terakhir merengkus medali emas sepakbola Sea Games 32 tahun yang lalu, pada Sea Games ke-16 di Manila, Filipina, 1991.

Ketika itu timnas Indonesia diasuh oleh pelatih bertangan dingin Anatoli Polisin.

Anatoli Polosin dikenal sebagai pelatih dengan metode pelatihan shadow football dengan latihan fisik yang menguras tenaga.

Tapi apa yang dia lakukan berbuah hasil, Indonesia dapat medali emas Sea Games cabang sepakbola.

Seperti disebut di awal, yang menjadi ciri khas kepelatihan Polosin adalah metode melatihnya yang sangat keras.

Dia mengandalkan gemblengan fisik tingkat tinggi, bahkan katanya lebih berat dari standar Eropa Timur.

Metode pelatih seperti itu dia maksudkan supaya pemainnya kuat bertarung di lapangan sepakbola selama 90 menit atau lebih.

Di negara asalnya, Polosin mendapat reputasi yang mentereng sebagai pelatih.

Itulah kepada pada 1990an awal, PSSI mendatangkannya.

Target mendatangkan Polosin cukup jelas: emas Sea Games.

Sebelum itu, timnas Indonesia mendapatkan medali emas saat Sea Games 1987 di Jakarta.

Polosin datang ke Jakarta tidak seorang diri, dia membawa serta asistennya, Vladimir Yurin.

Untuk tenaga lokal, dia menggunakan jasa Danurwindo.

Polosin menerapkan model pelatihan yang selama ini dia terapkan di tim-tim yang sebelumnya di tangani.

Dia juga memperkenalkan teknik shadow football, di mana pemain dipaksa terus berlari seolah sedang mengejar bola.

Tentu tak semua pemain timnas Indonesia kuat dengan metode pelatihan Polosin.

Ada juga yang mundur.

Sehingga sebagian besar pemain yang berangkat ke Manila usianya masih di bawah 23 tahun.

Terhitung hanya ada tiga pemain yang usianya di atas 23 tahun.

Awalnya banyak yang meragukan tim muda ini yang dianggap kurang berpengalaman.

Tapi semua asumsi itu berhasil dimentahkan, timnas Indonesia juara Sea Games.

Di partai final Kas Hartadi dkk mengalahkan timnas Thailand melalui adu tendangan penalti.

Di antara beberapa pemain yang kabur adalah Ansyari Lubis, Fakhri Husaini, dan Jaya Hartono.

Artikel Terkait