Ada beberapa versi tentang kematian Ki Ageng Pengging, murid Syekh Siti Jenar sekaligus ayah Jaka Tingkir pendiri Kerajaan Pajang.
Intisari-Online.com -Ki Ageng Pengging menjadi salah satu tokoh yang namanya disebut dalam Babad Tanah Jawi.
Dia merupakan putra dari Ki Ageng Pengging Sepuh atau Andayaningrat, yang merupakan cucu dari Prabu Brawijaya V dari permaisuri Putri Champa.
Ki Ageng Pengging juga dikenal sebagai Raden Kebo Kenanga, memiliki dua saudara, yaitu Raden Kebo Kanigara dan Kebo Amiluhur.
Ki Ageng Pengging menjadi penguasa Pengging setelah ayahnya tewas dalam perang melawan Demak.
Dia tidak menjalani hidup mewah sebagaimana para bupati umumnya, melainkan hidup sebagai petani membaur dengan rakyatnya.
Ki Ageng Pengging juga masuk Islam di bawah bimbingan Syekh Siti Jenar, seorang ulama kontroversial yang mengajarkan ajaran sesat menurut pemerintah Demak.
Karena ajaran-ajarannya, Syekh Siti Setan dianggap bertentangan dengan ajaran Wali Songo yang lain.
Syekh Siti Jenar kemudiandihukum mati oleh Raden Patah Raja Demak.
Kematian Ki Ageng Pengging
Kisah kematian Ki Ageng Pengging yang paling terkenal adalah versi Babad Tanah Jawi.
Di situ disebutkan bahwaKi Ageng Pengging dicurigai Raden Patah hendak memberontak karena tidak mau menghadap ke Demak.
Raja Demak kemudianmengirimPatih Wanapala ke Pengging untuk menyampaikan teguran.
Tapi Ki Ageng Pengging tetap menolak perintah untuk menghadap.
Lebih-lebih dia gencar mendakwahkan ajaran Syekh Siti Jenar yang dianggap sesat oleh pemerintah Demak.
Sunan Kudus pun dikirim untuk menghukum mati Ki Ageng Pengging.
Setelah melalui perjalanan panjang, rombongan Sunan Kudus akhirnya tiba di Pengging.
Ki Pengging merelakan kematiannya daripada harus menghadap Raden Patah.
Akhirnya, ia pun meninggal dunia setelah titik kelemahannya, yaitu ujung siku, ditusuk keris Sunan Kudus.
Menurut Serat Siti Jenar, Ki Ageng Pengging meninggal karena kemauannya sendiri.
Sebelumnya, ia dikisahkan berhasil menyadarkan Sunan Kudus tentang ajaran Syekh Siti Jenar yang sebenarnya.
Akhirnya, Ki Ageng Pengging meninggal dunia dengan caranya sendiri, bukan karena ditusuk Sunan Kudus.
Ada riwayat lain, bahwa Kebo Kenongo lari ke Surabaya dan sama sekali tidak mau menghadap ke Demak.
Sehingga kemudian ada silsilah makamnya ada di Surabaya (Makam Ki Ageng Pengging)
Pada intinya, kematian Ki Ageng Pengging disebabkan karena penolakannya terhadap pemerintahan Demak.
Ia adalah murid terbaik Syekh Siti Jenar, salah seorang wali yang mengajarkan kesederajatan manusia dan menolak basa-basi duniawi.
Asal Usut Nama Jaka Tingkir
Ki Ageng Pengging menikah dengan Nyai Ratu Mandoko putri Sunan Kalijogo.
Dari pernikahan itu lahirlah Mas Karebet alias Jaka Tingkir.
Dari mana nama Jaka Tingkir?
Ketika Mas Karebet lahir,Ki Pengging sedang menggelar pertunjukan wayang yang didalangi kakak seperguruannya, yaitu Ki Ageng Tingkir.
Sepulang mendalang, Ki Tingkir meninggal dunia.
Kelak, sepeninggal Ki Ageng Pengging dan istrinya, Karebet diambil sebagai anak angkat Nyai Ageng Tingkir yang merupakan janda Ki Ageng Tingkir.
Saat dewasa Karebet dikenal sebagai Jaka Tingkir dan mendirikan Kerajaan Pajang.
Pendirian Pajang adalah sebagai usaha Jaka Tingkir, yang telah berhasil memperistri puteri raja Trenggana, untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Demak menuju pedalaman Jawa.
Hal inilah yang memunculkan teori berpindahnya corak kerajaan maritim ke agraris.
Secara politis juga untuk menjauhkan diri dari kemungkinan sengketa dengan keturunan Sekar Seda Lepen yang bernama Arya Penangsang.