Jika kita lihat, semakin banyak bisnis waralaba dari bentuk gerobakan, toko, hingga yang berjejer di mall. Waralaba adalah usaha dengan cara kemitraan. Hal ini memungkinkan untuk menggunakan merek yang sudah ada di pasaran sehingga tidak perlu memulai dari nol. Tidak hanya nebeng merek, pasokan manajemen pun dilakukan oleh penjual.
Namun ternyata tidak semua pengusaha tertarik dengan sistem bisnis satu ini. Pietra Sarosa, konsultan small business dan franchise mengatakan bahwa bisnis waralaba lebih diminati oleh generasi kedua. Biasanya pengusaha yang sudah berusia lanjut, susah didekati. Ini karena pemahaman mereka yang masih kurang tepat mengenai waralaba. “Biasanya mereka menolak dengan alasan repot dan lainnya,” jelasnya.
Memang menjalankan bisnis waralaba tidak bisa hanya dengan berdiam diri kemudian bisnis berkembang. Tetap perlu usaha untuk mengembangkannya. Oleh karena itu mengajak anak dari si pengusaha akan lebih mudah karena pemikiran mereka yang lebih ternuka. Anak inilah yang menjadi generasi kedua yang berpotensi mengembangkan usaha orang tuanya dengan sistem baru.
“Masa selama bertahun-tahun hanya punya satu toko?”, ungkap Pietra. Keinginan untuk membuat beberapa cabang akan menjadi motivasi kuat. Tentunya juga harus berani keluar dari zona nyaman. Dalam artian tidak hanya puas dengan satu toko, tetapi berani mengambil risiko dan mencari celah untuk mengembangkan dan usaha.
Dengan pemahaman yang tepat mengenai bisnis waralaba, makan akan lebih mudah untuk mengajak orang bergabung. Bisnis waralaba lebih diminati oleh generasi kedua. Jadi ajaklah generasi kedua ini untuk mengembangkan bisnis waralaba.
KOMENTAR