Ini Cara Mencari Penghasilan Tambahan dengan Santai

Arnaldi Nasrum

Editor

Ini Cara Mencari Penghasilan Tambahan dengan Santai
Ini Cara Mencari Penghasilan Tambahan dengan Santai

Intisari-Online.com - Terkadang, sulit bagi kita untuk menemukan penghasilan tambahan. Ini mungkin terkait dengan waktu dan kemampuan yang dimiliki. Namun, sebenarnya, ada banyak cara untuk mencari penghasilan tambahan untuk keluarga, bahkan dengan santai. Budi Raharjo, perencana keuangan dari One Shildt Consulting, menyebut ibu rumah tangga bisa merintis bisnis sesuai dengan hobinya.

Kalau merintis bisnis sesuai hobi atau minat maka dapat dijalani dengan lebih santai. Ini juga berarti bahwa berbagai tantangan yang muncul akan dihadapi dengan pikiran terbuka. “Jika merintis bisnis yang sejalan dengan hobi, diharapkan jika ada tantangan ke depannya bisa tetap semangat menghadapinya,” Ungkap Rakhmi Permatasari, perencana keuangan dari Safir Senduk & Rekan.

Seorang ibu rumah tangga juga tidak perlu sampai memutar otak untuk mencari pasar. Sebagai awalan, mereka bisa menawarkan produknya pada keluarga, teman, dan tetangga. Setelah bisnis berjalan stabil dan mulai memberikan keuntungan, barulah si pelaku bisnis bisa memperluas target pasar.

Keuntungan yang diperoleh dari berbisnis model ini nantinya bisa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan keuangan keluarga jangka pendek. Sedangkan untuk kebutuhan keluarga jangka panjang, dana yang ada bisa diinvestasikan di produk seperti saham, reksadana, emas, dan properti. Maklum, produk-produk itu memberi imbal hasil besar kalau berdurasi panjang.

Direktur Investasi Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul menyebut, jenis investasi jangka panjang ini harus disesuaikan dengan besar dana investasi yang dimiliki. Bila penghasilan keluarga tidak terlalu besar dan dana investasi terbatas, sebaiknya keluarga tersebut berinvestasi di instrumen investasi yang likuid. “Misalnya tabungan atau reksadana pasar uang,” ujarnya.

Sedangkan keluarga yang memiliki dana besar dengan tujuan keuangan jangka panjang bisa berinvestasi di instrumen berisiko lebih tinggi, seperti saham. Tentu saja, imbal hasilnya juga lebih besar. (Melati Amaya Dori/kontan.co.id)