Intisari-online.com - Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-9 oleh Wangsa Sailendra di Jawa Tengah.
Candi ini memiliki 10 tingkat yang tersusun atas batuan andesit dengan pola arah horizontal.
Candi ini ditemukan kembali oleh pasukan Inggris pada tahun 1814 dan telah menjadi warisan budaya dunia sejak tahun 1991.
Salah satu rahasia kekuatan dan kekokohan Candi Borobudur adalah teknik sambung batu yang digunakan untuk merekatkan antar batuan tanpa menggunakan semen atau perekat lainnya.
Ada empat jenis teknik sambung batu yang ditemukan di Candi Borobudur, yaitu:
Tipe ekor burung: teknik ini dapat ditemukan pada hampir setiap batu dinding candi.
Teknik ini menggunakan bentuk segitiga atau trapesium pada ujung batu untuk menyambungkan dengan batu lainnya.
Tipe takikan: teknik ini dapat ditemukan pada kala, doorpel, relung, dan gapura candi.
Teknik ini menggunakan bentuk persegi panjang atau persegi empat pada sisi batu untuk menyambungkan dengan batu lainnya.
Tipe alur dan lidah: teknik ini dapat ditemukan pada pagar langkan selasar dan batu ornamen makara di kanan dan kiri tangga undag dan selasar candi.
Teknik ini menggunakan bentuk alur atau lekukan pada satu sisi batu dan lidah atau tonjolan pada sisi lainnya untuk menyambungkan dengan batu lainnya.
Baca Juga: Tak Hanya Candi Borobudur, Ini 3 Tempat Bersejarah di Magelang Bernuansa Candi
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR