Menguak Bahaya Wedhus Gembel Yang Muncul Saat Erupsi Gunung Merapi, Bisa Lenyapkan Apapun Seketika ?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Guguran awan panas atau biasa disebut dengan wedhus gember.
Ilustrasi - Guguran awan panas atau biasa disebut dengan wedhus gember.

Intisari-online.com - Gunung Merapi kembali erupsi pada Sabtu (11/3/23), pada pukul 12.12 WIB.

Akibatnya sejumlah wilayah di kawasan merapi mengalami hujan abu.

Selain itu erupsi Merapi ditandai dengan meluncurnya awan panas atau yang kerap disebut Wedhus Gembel.

Menurut Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mengatakan bahwa, awan panah itu meluncur ke arah Kali Bebeng atau Krasak.

Akibatnya, masyarakat diimbau waspada dengan meluncurnya wedhus gembel tersebut.

Saat ini masyarakat juga diminta untuk menjauhi dan tidak melakukan aktivitas di zona bahaya radius 7 km dari puncak Gunung Merapi.

Kemudian juga meminta menjauh dari jaluk Kali Bebeng dan Krasan serta 5 Km dari jalur Kali Boyong.

Lontaran material vulkanik Gunung Merapi bisa menjangkau 3 km dari puncak.

Masyarakat diminta untuk mengantisipasi gangguan abu vulkanik yang disebabkan oleh awan panas.

Hal yang berbahaya di balik erupsi Gunug Merapi adalah wedhus gembel yang disebut bisa memusnahkan apapun yang dilaluinya.

Sehingga hal ini paling diwaspadai pada saat Gunung Merapi Erupsi.

Baca Juga: Meletus Sebanyak 80 Kali Dalam Sejarah, Inilah Mitos Letusan Gunung Merapi 'Sosok Ghaib' Ini Muncul Setiap Erupsi

Lantas seberbahaya apakah sebenarnya wedhus gembel itu, mengapa sangat diwaspadai?

Wedhus gembel sendiri adalah hewan dalam bahasa Jawa yang dalam bahasa Indonesia adalah domba.

Namun, penyebutan wedhus gembel biasanya digunakan untuk menyebut awan panas.

Istilah wedhus gembel ini merupakan istilah yang kerap digunakan masyarakat sekitar Gunung Merapi untuk menyebut awan panas.

Menurut BPPTK awan panas Merapi terdiri dari dua bagian.

Bagian pertama adalah fragmen batuan dalam berbagai ukuran, termasuk yang seukuran debu, dan kedua, gumpalan gas bersuhu 200-700 derajat celcius.

Kedua unsur ini, bercampur dan mengalir secara turbulen, dengan kecepatan 80 Km per jam.

Pada Gunung Merapi, awan panas tersebut dibentuk oleh mekanisme lava baru, yang dikenal dengan nuee ardente d avalanche.

Awan panas akan mengalir dari zona lembah sungai ke kanan kirinya, mengikuti aliran dari luncuran lava dasar lembah.

Selain itu wedhus gembel juga pernah menewaskan banyak korban pada tahun 2010 silam.

Pada saat itu wedhus gembel mampu melaju hingga 200 km per jam, sehingga saat turun gunung mengejutkan warga yang belum mengungsi.

Baca Juga: Magelang hingga Boyolali Terdampak Erupsi Gunung Merapi, Jangan Pakai Lensa Kontak, Ini yang Harus dan Tak Boleh Dilakukan Saat Terjadi Hujan Abu

Jarak luncur awan panas bergantung pada volume dan formasi yang bergerak mengikuti alur topografi dan lembah sungai.

Semakin besar volume yang menjangkau area, akan lebih jauh akibat dan pengaruhnya.

Hal itu menyebabkan awan panas bisa melaju hingga 15 kilometer, jika terjadi letusan besar.

Awan panas biasanya mengalir sejauh 8 kilometer.

Menurut pakar vulknologi John Seach, mengatakan Merapi merupaka gunung yang paling aktif dan berbahaya di dunia.

Merapi memiliki kubah lava yang rutin meletus dalam rentang waktu 4-5 tahun.

Ini membuatnya menjadi gunung paling aktif di Indonesia.

Artikel Terkait