Intisari-Online.com- Coba jelaskan tentang bagaimana sejarah tradisi Sasi!
Sebelum mengetahui bagaimana sejarah tradisi Sasi, Anda harus tahu peranan Sasi adalah sebagai wadah pengamanan terhadap sumber daya alam dan lingkungan.
Tradisi Sasi juga sekaligus dapat mendidik dan membentuk sikap dan perilaku masyarakat yang merupakan suatu upaya untuk memelihara tata krama hidup bermasyarakat.
Hal itu termasuk upaya pemerataan dan pembagian pendapatan dari sumber daya alam kepada seluruh masyarakat bumi.
Lantas bagaimana sejarah tradisi Sasi?
Tradisi Sasi adalah sebuah adat Maluku yang diwariskan oleh nenek moyang sejak berabad-abad lalu.
Sejarah tradisi Sasi diyakini telah berlangsung sejak dahulu kala yang dilakukan antara masyarakat adat/kampung, kepala adat, dan tokoh masyarakat.
Terdapat berbagai macam aturan dalam praktik Sasi, misalnya: pada Sasi Lompa masyarakat Pulau Haruku, Maluku Tengah, yang telah dipraktikkan sejak abad ke-16.
Pada mulanya adat sasi dilakukan oleh raja-raja Maluku pada zaman sebelum kemerdekaan.
Pada saat masuknya agama di Maluku baik itu Islam dan Kristen, adat sasi dipegang teguh oleh para penanggung jawab masjid, dan para penjaga gereja.
Sasi ini mengatur kapan ikan lompa bisa dipanen oleh masyarakat.
Baca Juga: Simak Selengkapnya Penjelasan Tantangan Tradisi Sasi pada Masa Kini
Ikan lompa adalah sejenis ikan sarden yang terdapat di laut sekitar Pulau Haruku.
Jika ada yang melanggar dengan mengambil ikan di luar waktu yang telah ditentukan, maka akan mendapatkan sanksi moral dan sosial.
Tujuan dari Sasi Lompa adalah menjaga agar ikan dapat berkembang biak dan tidak punah sehingga masyarakat dapat terus menikmatinya.
Pada zaman dahulu, Sasi lompa dapat dilakukan sebanyak 3-4 kali dalam setahun tetapi sekarang hanya setahun sekali.
Dua Prinsip
Adat Sasi dilakukan karena dua prinsip, pertama bahwa hasil alam tidak boleh disentuh atau dimanfaatkan ketika belum layak digunakan.
Kedua untuk memberikan kepuasan dari hasil usaha sendiri.
Tantantangan Tradisi Sasi
Pada zaman dahulu, Sasi lompa dapat dilakukan sebanyak 3-4 kali dalam setahun tetapi sekarang hanya setahun sekali.
Tantangan dari tradisi Sasi pada masa kini di antaranya konsistensi dalam melaksanakannya.
Baca Juga: Cara Apa yang Bisa Ditempuh untuk Mengatasi Tantangan dalam Melestarikan Tradisi Lokal?
Hal ini karena dalam adat masyarakat Maluku, "Sasi" merupakan suatu cara dalam mengatur sumber daya alam.
Sasi berasal dari bahasa Bacaan yang berarti baiat, sumpah, atau janji.
Oleh karenanya solusi dari tantangan melaksanakan tradisi Sasi pada masa kini di antaranya:
- Melakukan tumpuan atau pegangan yang didasari atas asas Ketuhanan karena semua agama memerintahkan untuk menjaga alam.
- Melakukan penegasan tentang tradisi Sasi yang masih berlaku.
Itulah tadi penjelasantentang bagaimana sejarah tradisi Sasi.
Baca Juga:Sejarah Kelas X: Jelaskan Keterkaitan Antara Sejarah dan Ilmu Sosial
(*)