Berasal Dari 2.500 SM, Inilah Pokekea Situs Purba Misterius di Sulawesi

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Foto peninggalan megalitik Pokeka di Lembah Besoa, Lore, Sulawesi Tengah.
Foto peninggalan megalitik Pokeka di Lembah Besoa, Lore, Sulawesi Tengah.

Intisari-online.com - Tak hanya peninggalan kerajaan atau bangunan bekas penjajah saja.

Ternyata situs purba juga ditemukan ada di Indonesia, tepatnya di Sulawesi Tengah.

Tempat bersejarah ini dikenal dengan sebutan Pokekea, yang konon sudah ada sejak zaman purba 2.500 tahun sebelum Masehi.

Situs megalitik ini ditemukan diLembah Behoa, Desa Hangira, Kecamatan Lore Tengah, Kebupaten Poso, Sulawesi Tengah.

Peninggalan tersebut ditemukan tersebar di wilayah tersebut dan masih misterius hingga kini.

Menurut keterangan, situs tersebut tersebar di atas dan di bawah tanah di bukit Pokekea.

Menariknya situs ini berusis cukup lama diperkirakan 2.500 SM dan memiliki kisah menarik.

Menurut peneliti, situs Pokekea berkaitan dengan arwah dan orang mati di masa lalu.

Beberapa temuan di situs itu adalah kalamba yang berjumlah 27, dari 113 situs yang ditemukan.

Situs ini disebut kalamba, yang dalam bahasa Lore masyarakat setempat adalah perahu arwah.

Ini diperkirakan berkaitan dengan tradisi masyarakat setempat pada masa lalu.

Baca Juga: Rumah Laksamana Maeda Dijadikan Tempat Perumusan Naskah Proklamasi

Setiap kalamba memiliki motif ukiran wajah manusia dengan ukuran berbeda-beda.

Di situs ini ada dua tipe kalambaberdasarkan jenis ukiran wajah manusia, pada kalamba ada juga garis timbul keliling.

Kalamba yang berukuran pendek tidak memiliki motif, bahkan tak dihiasi dengan ukiran apapun.

Diyakini ada dua fungsi kalamba ini, antara lain sebagai kuburan lalu kedua sebagai tempat penyimpanan tulang.

Pasalnya, ditemukan tulang dan gigi lebih dari satu di kalamba-kalamba ini.

Menurut situs Kemendikbud, kalamba di Pokekea ini mengarah pada kepercayaan kuat yang berhubungan dengan orang yang telah meninggal.

Terutama kepercayaan mengenai orang yang mati memiliki pengaruh pada kesejahteraan masyarakat dan kesuburan.

Obyek-obyek kecil seperti batu dan kayu diklasifikasikan ke dalam megalitik jika digunakan untuk hal-hal sakral.

Seperti pemujaam terhadap arwah, seperti dikutip dari Soerjono Soekanto dkk (1990:205).

Tradisi megalitik di Indonesia muncul pada zaman neolitik, pada zaman manusia bercocok tanam.

Menurut peneliti Belanda,Von Heine Geldern (1945) berpendapat, tradisi megalitik di Indonesia terbagi menjadi dua periode.

Baca Juga: Misteri Bunker Perang Dunia II yang Dibangun di Balikpapan, Ini Kisahnya

Periode megalitik tua yakni dari tahun 2.500-1.500 Sebelum Masehi dan megalitik muda dari tahun 1.500-abad 1 Masehi.

Sementara di situs Pokekea ditemukan bahwa berada di dua periode tersebut.

Di Lembah Behoa Pokekea terdapat banyak sebaran megalitik yang ditemukan.

Kemudian selain kalamba, Situs Pokekea yang terletak di atas bukit memiliki sebaran tinggalan megalitik yang cukup banyak.

Di antaranya seperti, tutup kalamba, arca batu, batu dakon, lumpang batu, meja altar, batu dulang, batu bergores, dan gerabah kubur.

Semua peninggalan megalitik tersebut terkonsentrasi hampir merata di atas dan di dalam tanah bukit Pokekea.

Artikel Terkait