Intisari-Online.com – Manusia selalu berusaha memanfaatkan segala jenis tanaman di sekitarnya menjadi bahan pengobatan. Dalam ilmu pengobatan tradisional China, usaha itu terus berkembang sampai sekarang. Catatannya begitu lengkap dan rinci. Panas dingin herbal Cina, demikianlah tanaman obat dibagi dalam beberapa beberapa bagian.
--
Kalau mendatangi toko obat tradisional China, coba perhatikan bahan-bahannya. Sebagian besar bahan ramuan obat itu berupa tumbuhan (herbal). Bagian-bagian tanaman seperti daun, bunga, ranting, kulit batang, kulit akar, umbi, atau rimpang, diyakini mempunyai khasiat-khasiat penyembuhan.
Semua itu antara lain tertuang dalam buku Nei Jing atau The Yellow Emperor’s Classic of Internal Medicine. Buku terbitan abad ke-3 SM ini hingga sekarang masih digunakan, sekaligus menjadi buku babonnya ilmu pengobatan tradisional Cina.
Tak kurang dari 20.000 formula (ramuan) herbal dikenal dalam pengobatan tradisional Cina. Sekitar 2.000 ramuan masih terus digunakan sampai sekarang. Walau seorang herbalis dapat menyusun formulanya sendiri saat merawat pasien, namun ramuan yang telah ada dan terbukti efektif masih digunakan.
Ramuan-ramuan itu dibagi sesuai jenis penyakitnya. Misalnya, untuk pengobatan gejala pada tubuh bagian luar, menghilangkan panas dari organ dalam, sebagai tonik, dan sebagainya. Semuanya terformulasi berdasarkan pengalamn para tabib zaman dahulu, tercatat dan dibukukan dengan rapi.
Pada zaman modern ini, ramuan-ramuan yang ada tentunya sudah dimodifikasi berdasarkan pengalaman-pengalaman terbaru. Selain itu, juga mempertimbangkan usia pemakai, jenis kelamin, kompleksitas penyakit, dan sebagainya. Pendeknya, formula ini terus berkembang.
Dingin usir panas
Berdasarkan sifat dan kemampuannya, secara umum tanaman obat dibagi dalam beberapa khasiat. Misalnya, pembersih panas (clear heat), pencahar, pengeluar angin dan lembab, peningkat produksi urine, dan pembuang lembab, penormal fungsi qi (energi vital), dan sebagainya.
Penggunaan bahan-bahan herbal untuk pengobatan didasari oleh sifat dan kemampuan tanaman obat itu. Klasifikasinya berdasarkan energi (sifat), rasa, gerakan, dan rute meridian (afinitas). Sejumlah zat berkhasiat dalam tanaman itu sendiri juga ikut diperhitungkan.
Energi tanaman obat dibagi menjadi empat, yaitu dingin, panas, hangat, dan sejuk. Pembagian ini didasarkan atas pengalaman para tabib. Jika sebuah tanaman tebrukti efektif dalam pengobatan gejala panas (misalnya demam), maka tanaman itu dianggap memiliki energi dingin, begitu pula sebaliknya.
Konsep yin dan yang juga turut menjadi konsep dasar pada ilmu pengeobatan China. Kedua unsur yang berlawanan ini digunakan untuk menilai perubahan pada alam semesta secara komprehensif. Secara fisiologis, yin dipakai sebagai penyimpan energi, sedangkan yang untuk aktivitas manusia.
Keempat energi tanaman di atas kemudian disatukan dengan konsep yin dan yang. Energi dingin dan sejuk sebagai bagian dari yin, sedangkan energi panas dan hangat bagian dari yang.
Secara anatomis, tubuh manusia juga dibagi menurut konsep yin dan yang. Tubuh bagian dalam adalah yin, sedangkan bagian luar yang. Kelima isi rongga perut (organ cang: jantung, hati, ginjal, lima, paru) adalah yin, sedangkan keenam isi perut (organ fu: lambung, usus kecil, usus besar, kandung kemih, kandung empedu, dan rongga imajiner yang tidak ada dalam anatomi, tapi ada dalam pengobatan China) adalah yang. Tendon serta tulang termasuk yin, sedangkan kulit itu yang.
Dalam keadaan patologis, ketidakseimbangan yin dan yang digunakan untuk mendeskripsikan dua pola dasar perubahan. Pada saat yin menang, yang akan sakit, begitu pula sebaliknya. Pada saat yang menang, maka akan ada panas. Pada saat yin menang, akan timbul dingin. Jika kekurangan yang, akan timbul sensasi dingin pada bagian luar. Kekurangan yin menyebabkan panas dalam.
Pada diagnosis, gejala yin dan yang digunakan untuk mendeskripsikan sifat dari penyakit. Dalam This Yellow Emperor’s Classic of Internal Medicine ditulis, “Seorang tabib andal yang telah menguasai teknik diagnosis akan memeriksa warna pasien dan menghitung denyut nadinya. Ia akan mengklasifikasikan setiap gejala ke dalam yin dan yang sebagai langkah pertama dalam membuat sebuah diagnosis.”
Disebutkan pula, “Penyakit panas harus dirawat dengan tanaman obat dingin, penyakit dingin harus dirawat dengan tanaman obat panas. Yin harus digunakan untuk merawat penyakit yang, sedangkan yang harus digunakan untuk penyakit yin.”
Jadi, dalam perawatan, prinsip dasar adalah menjaga keseimbangan antara yin dan yang. Termasuk dalam prinsip itu adalah mengurangi kelebihan dan mengisi kekurangannya. (Intisari Februari 2005)