Intisari-Online.Com – Saat kecil, ketika ibu kita melarang menyentuh sesuatu, apa yang pertama kali ingin kita lakukan setelahnya? Malah semakin ingin menyentuhnya bukan? Nah, sekarang aplikasikan teori tersebut pada pola makan kita. Jika ada orang yang melarang kita mengonsumsi setoples makanan manis, bukankan kita justru semakin menginginkannya?
Dalam tiga studi terbaru, para peneliti di Arizona State University menemukan bahwa para pelaku diet yang terpapar pesan negatif terkait makanan manis (misalnya: ‘cemilan manis sangat buruk bagimu’), justru semakin menginginkan makanan yang tidak sehat tersebut.
Pada studi pertama, orang-orang yang membaca pesan negatif tentang makanan manis justru memiliki pemikiran positif tentang makanan manis itu dibanding orang-orang yang memperoleh pesan netral. Pada studi selanjutnya, pelaku diet diminta membaca pesan positif maupun negatif tentang makanan manis serta menonton video sambil mengunyah biskuit. Hasilnya: mereka yang membaca pesan negatif makan 39% biskuit lebih banyak dibanding pelaku diet yang membaca pesan positif. Di studi terakhir, mereka yang membaca pesan netral cenderung lebih memilih makanan sehat dibanding pelaku diet yang membaca pesan negatif. Mereka justru memilih makanan manis lebih banyak.
“Kami pikir, pelaku diet meningkatkan ketertarikan mereka dan mengonsumsi lebih banyak makanan tidak sehat setelah melihat pesan negatif karena mereka merasa kebebasan mereka dalam memilih makanan terancam, ” terang Nguyen Pham, salah satu peneliti. Untuk itu, ia menyarankan agar kita memadukan kalimat positif dan negatif dalam menggambarkan makanan manis. Misalnya: “Makanan manis sangat enak, namun buruk untuk kesehatanku”. (time.com)