Kisah Kehidupan Eny, Penghuni Rumah Mewah Terbengkalai Awalnya Masih Sering ke Warung

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Sepenggal Kisah Kehidupan Eny, Penghuni Rumah Mewah Terbengkalai Sebelum Dibawa ke RSJ Duren Sawit
Sepenggal Kisah Kehidupan Eny, Penghuni Rumah Mewah Terbengkalai Sebelum Dibawa ke RSJ Duren Sawit

Intisari-Online.com - Beberapa waktu belakangan, sebuah rumah mewah di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, sedang menjadi perbincangan hangat.

Usut punya usut, ternyata rumah tersebut masih dihuni oleh pemiliknya, Eny Sukaesi (58) dan anaknya, Pulung Mustika Abima (23) atau Tiko.

Adapun kabar ini mulai santer terdengar usai Sudin Sosial Kota Jakarta Timur mendapat laporan dari YouTuber Bang Brew TV dan Pratiwi Noviyanthi.

Sehingga akhirnya diketahui bahwa Tiko merawat sang ibu yang diduga mengalami depresi selama 12 tahun di rumah mewahnya yang terbengkalai tersebut.

Melansir Kompas.com, Eny diduga mengalami depresi sejak ditinggal oleh suaminya pada 2010.

Bertahan hidup di rumah mewah Sebelum mengalami depresi, Eny disebut masih bisa berinteraksi seperti biasa, salah satunya dengan menggunakan surat ketika meminta bantuan lantaran kondisi finansialnya menurun.

Tetangga Eny dan Tiko, Fadly (45), mengatakan bahwa mereka berdua pernah mengirimkan surat berisi permintaan bantuan.

Surat diantarkan melalui Tiko saat mereka mulai menjual barang-barang dan perabot di rumahnya.

“Jadi gini, Tiko bawa surat dari ibunya. Nulis noted. ‘Assalamualaikum Ibu haji."

"Ini saya butuh beras. Saya mau jual pot,’. Terus ya sudah dibantu,” ujar Fadly.

“Jadi Tiko bawa pot ke rumah, bawa gorden di rumah dijual. Barang-barang dari rumahnya."

Baca Juga: Jelaskan Faktor Penyebab Bangsa Barat Datang ke Indonesia!

"Saat itu mungkin Tiko masih SMP,” sambung dia. Namun, Eny hanya meminta bantuan kepada tetangga tertentu yang dianggap dekat dengan keluarganya.

Salah satunya adalah orangtua Fadly yang dulu menjadi bagian dari pengurus lingkungan.

Barang-barang lainnya yang turut dijual mencakup segala bentuk perabot dan mebel di setiap sudut rumah, serta peralatan dapur.

“Ada gelas dan lain-lain. Sendoknya cakep-cakep, dulu satu sendok dijual bisa Rp 10.000. Dia punya berapa lusin,” kata Slamet.

Masih sering ke warung dan berinteraksi

Seiring waktu, Eny semakin menutup diri dan tidak mengizinkan warga setempat mengunjungi rumahnya.

Meski demikian, ia masih sering ke warung untuk belanja kebutuhan sehari-hari, serta berinteraksi dengan warga.

Kader RW 002 Kelurahan Jatinegara, Ani, menceritakan keseharian Eny sebelum akhirnya menjalani perawatan di RSJ Duren Sawit.

“Bu Eny suka belanja setiap pagi ke belakang beli obat nyamuk di warung, beli nasi, dan sayuran,” ujar dia.

Meski diduga mengalami depresi, Eny juga masih bisa berinteraksi dengan warga setempat.

Hanya saja, interaksi dilakukan seperlunya saja.

Baca Juga: 3 Bukti Peninggalan Kerajaan Ternate, Yuk Simak Selengkapnya Apa Saja?

Selain itu, Eny pun dikatakan kerap berbicara dengan diri sendiri ketika berbelanja ke warung.

"Ngobrol biasa aja, seperlunya. Cenderung tertutup bu Eny. Terkadang ngomong sendiri," ujar Ani.

Baca Juga: Soal TWK Sejarah CPNS 2023: Kumpulan Latihan dan Kunci Jawaban (Bagian 2)

(*)

Artikel Terkait