Selain itu, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan hampir di seluruh negara di dunia karena turunnya permintaan global dan menurunnya investasi asing.
Indonesia yang kala itu dipimpin oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun turut merasakan beberapa dampak.
Mulai dari turunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. , penurunan harga-harga komoditas, terutama komoditas ekspor Indonesia seperti minyak sawit, karet, dan batubara, menurunnya investasi asing di Indonesia, hingga menurunnya pertumbuhan ekonomi Indonesia
Sangat mengerikan bukan? Sayangnya, seorang ekonom dunia, Nouriel Roubini justru menyebut bahwa krisis 2008 memiliki dampak yang lebih kecil dibandingkan dengan ancaman resesi 2023.
Pria yang dijuluki "Mr. Kiamat" karena ramalannya tentang krisis 2008 sangat tepat tersebut menyebut bahwa resesi 2023 merupakan gabungan krisis 2008 dengan krisis 1970.
Pada tahun tersebut, dunia mengalami stagflasi, yaitu keadaan inflasi yang sangat tinggi dan berkepanjangan, ditandai dengan macetnya kegiatan perekonomian.
Jika pada 1970 krisis memicu inflasi namun tidak dibarengi dengan masalah utang. Sementara pada 2008 krisis tidak memicu inflasi namun memicu ledakan utang dunia.
Sedangkan pada resesi 2023, Roubini meramal bahwa krisis yang terjadi akan memicu inflasi sekaligus ledakan utang.
Seburuk itukah? Rasa-rasanya kita memang perlu menelaah krisis 2008 melalui film The Big Short.
KOMENTAR