Intisari-Online.com -Kabar tewasnya seorang pria di Korea Selatan usai terinfeksi amoeba pemakan otak tengah hangat dibicarakan.
Dilansir dariIndian Express, Kamis (29/12/2022), kasus ini pertama kali dilaporkan pihak berwenang Korea Selatan pada Senin (27/12/2022).
Kasus infeksi amoeba pemakan otak pertama di negara tersebut diketahui disebabkan oleh Naegleria fowleri.
Korban yang diketahui berusia 50 tahun tersebut dilaporkan baru saja pulang dari Thailand.
Sang pria meninggal dunia hanya 10 hari usai dirinya menunjukkan gejala infeksi yang ternyata berakhir dengan sangat fatal.
Apa itu amoeba pemakan otak?
Dilansir dari cdv.gov pada Kamis (29/12/2022), Naegleria fowleri adalah sejenis amoeba yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia yang disebut meningoencephalitis amoeba primaria.
Penyakit ini dapat menyebabkan inflamasi pada otak dan sumsum tulang belakang, yang dapat menyebabkan kerusakan otak yang permanen dan bahkan kematian.
Meskipun sangat langka, meningoencephalitis amoeba primaria dapat menjadi sangat serius jika tidak diobati dengan cepat.
Gejala penyakit ini termasuk demam tinggi, sakit kepala yang parah, mual, dan kejang.
Jika tidak segera diobati, penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan, kebutaan, dan bahkan kematian.
Oleh karena itu, penting untuk segera mencari perawatan medis jika Anda merasa sakit setelah terpapar air yang mungkin terkontaminasi.
Tanda-tanda orang yang diserang oleh naegleria fowleritermasuk:
Untuk mencegah infeksi oleh Naegleria fowleriAnda bisa melakukan beberapa hal berikut:
1. Jaga kebersihan air yang digunakan untuk berenang atau berolahraga air lainnya.
2. Jangan memasukkan kepala ke dalam air yang mungkin terkontaminasi, terutama saat berenang atau menyelam di air yang tidak terlihat jelas.
3. Gunakan masker hidung saat berenang atau berolahraga air lainnya di air yang mungkin terkontaminasi.
4. Jika Anda merasa sakit setelah terpapar air yang mungkin terkontaminasi, segeralah mencari perawatan medis.
5. Selalu jaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan dengan sabun dan air setelah menyentuh air yang mungkin terkontaminasi.
6. Hindari minum air yang mungkin terkontaminasi.
7. Jika Anda tinggal di daerah yang berisiko tinggi terkena infeksi Naegleria fowleri, gunakan air yang telah dipurifikasi atau kemasan untuk memasak dan minum.
8. Jaga kebersihan lingkungan sekitar rumah Anda untuk mencegah kontaminasi air dengan feses atau sampah.
Dengan melakukan langkah-langkah ini, Anda dapat mengurangi risiko terkena infeksi Naegleria fowleri dan menjaga kesehatan Anda.
Naegleria fowleri hidup di mana?
Naegleria fowleri biasanya ditemukan di air yang kotor, seperti air sungai, danau, atau air yang terkontaminasi.
Amoeba ini biasanya hidup di air yang memiliki suhu yang tinggi dan kandungan oksigen yang rendah, seperti air yang terkontaminasi dengan feses atau air yang tercemar dengan sampah.
Naegleria fowleri dapat ditemukan di seluruh dunia, tetapi lebih sering ditemukan di negara-negara dengan iklim panas dan lembab, seperti di Amerika Selatan, Afrika, dan Asia.
Amoeba ini juga dapat ditemukan di negara-negara dengan iklim yang lebih dingin, tetapi lebih jarang ditemukan di tempat-tempat tersebut.
Apakah amoeba berbahaya bagi manusia?
Amoeba adalah sejenis organisme uniseluler yang dapat ditemukan di berbagai tempat, termasuk air, tanah, dan tubuh manusia.
Baca Juga: 4 Kisah Medis Paling Mengerikan Tahun 2018, dari Amoeba Pemakan Otak Hingga 'Terbunuh' Mesin MRI
Sebenarnya, sebagian besar amoeba tidak berbahaya bagi manusia, tetapi ada beberapa jenis amoeba yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia.
Beberapa contoh amoeba yang dapat menginfeksi manusia adalah:
1) Entamoeba histolytica: Amoeba ini dapat menyebabkan penyakit usus yang disebut amebiasis, yang dapat menyebabkan diare yang berdarah dan nyeri abdominal.
2) Acanthamoeba: Amoeba ini dapat menyebabkan infeksi mata yang disebut keratitis amoeba, yang dapat menyebabkan iritasi, peradangan, dan kerusakan pada kornea.
3) Balamuthia mandrillaris: Amoeba ini dapat menyebabkan penyakit yang disebut granulomatosis amoebika, yang dapat menyebabkan inflamasi pada kulit, otak, dan paru-paru.
4) Sappinia diploidea: Amoeba ini dapat menyebabkan infeksi pada kulit yang disebut amoebiasis cutanea, yang dapat menyebabkan luka dan pembengkakan pada kulit.