Intisari-Online.com - Sebagaian besar dari kita pasti pernah mengalami de javu, dimana kita merasa sudah pernah mengalami sebuah kejadian. De javu adalah bahasa Perancis, yang berarti “sudah terlihat”.Meski merupakan hal umum, namun profesor psikologi di Columbia University Medical Center, Alice Medalia, PhD, mengatakan bahwa de javu adalah pengalaman subyektif, sehingga sulit untuk menginduksi di dalam penelitian. Nah, ini dia alasan mengapa kita mengalami de javu:
- Sudah pernah berada di tempat yang sama sebelumnya
Beberapa peneliti percaya bahwa de javu dipicu ketika kita masuk atau berada di lingkungan yang mirip bahkan sama dengan tempat yang sudah pernah dikunjungi. Misalnya saja ketika kita masuk ke hotel yang memiliki perabotan yang mirip seperti ruang tamu rumah di masa kecil kita. Peneliti juga menyimpulkan bahwa ada kemungkinan hubungan antara dejavu dengan perasaan keakraban.
Orang yang sering melakukan traveling dan orang yang dapat mengingat mimpi lebih mungkin mengalami dejavu daripada mereka yang tinggal di rumah atau tidak mengingat mimpi mereka. Mereka akan menarik lebih luas sebagai imajinasi mereka sendiri, sehingga akan merasa lebih akrab dan merasakan lingkungan yang sama.
Beberapa orang yang memiliki epilepsi bagian otak dapat menjadi faktor de javu. Peneliti juga beranggapan bahwa de javu dipicu oleh jenis gangguan penembakan neuron di dalam otak. Selain itu juga, dapat diduga bahwa hal tersebut merupakan hasil dari otak yang berusaha untuk memroses beberapa informasi, namun tidak dapat menyelaraskan dengan benar karena beberapa alasan.
Ini dia alasan mengapa kita mengalami de javu. Bagi kita yang terlalu sering mengalaminya, tak ada salahnya untuk berkonsultasi kepada ahli untuk menemukan penyebabnya agar segera ditangani. (health.com)
