Kisah Gerhana Bulan Total 'Selamatkan' Hidup Christopher Columbus

Khaerunisa

Editor

Kisah gerhana bulan total.
Kisah gerhana bulan total.

Intisari-Online.com - Gerhana bulan total, fenomena astronomi yang biasanya menjadi perhatian masyarakat, terjadi hari ini (8/11/2022).

Gerhana bulan total yang terjadi kali ini dilaporkan berdurasi 1 jam, 24 menit, dan 58 detik.

Sementara itu, durasi umbral (sebagian dan total) selama 3 jam, 39 menit, dan 50 detik.

Hal itu seperti disampaikan oleh peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang.

"Gerhana bulan total kali ini terjadi pada 8 November 2022 dengan durasi total selama satu jam 24 menit 58 detik," katanya, dikutip dari Antara.

Kemudian, disebut lebar gerhana bulan total ini adalah 1,3589 dengan jarak pusat umbra ke pusat Bulan sebesar 0,2570.

Puncak gerhana bulan total terjadi mulai pukul 18.00 WIB atau 19.00 Wita atau 20.00 WIT.

Fase tersebut dapat diamati di hampir seluruh wilayah Indonesia, kecuali wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Bengkulu.

Gerhana bulan total berakhir pada pukul 18.41.37 WIB, 19.41.37 Wita, 20.41.37 WIT, yang dapat disaksikan di seluruh Indonesia.

Fenomena astronomi seperti ini menjadi salah satu yang dinanti-nantikan masyarakat.

Jika kini kita senang menyaksikan dan mengagumi fenomena gerhana bulan total, rupanya dahulu fenomena ini pernah digunakan Christopher Columbus untuk 'menyelamatkan' hidupnya dan rombongan.

Christopher Columbus merupakan seorang navigator handal. Ia dikenal dikenal sebagai pelaut Eropa yang menemukan rute ke Benua Amerika.

Dia melakukan empat kali penjelajahan melintasi Atlantik antara 1492 hingga 1504, dan singgah di Kepulauan Karibia.

Namanya dikenal sebagai penemu "Dunia Baru". Sebuah istilah bagi pendudukan dan eksplorasi Eropa yang dilakukan di Benua Amerika.

(Ilustrasi) Gerhana Bulan Total
(Ilustrasi) Gerhana Bulan Total

Inilah kisah gerhana bulan total dan Christopher Columbus.

Kisah ini terjadi ketika masyarakat dunia belum banyak mengetahui tentang fenomena gerhana bulan total.

Dimulai ketika Comumbus dan anak buahnya terjebak di sebuah pulau, yang sekarang dikenal sebagai Jamaika, selama lebih dari enam bulan.

Singkat cerita, kemurahan hati suku pribumi pulau itu mulai memudar. Comumbus dan anak buahnya pun terancam tak mendapatkan makanan dan kelaparan.

Maka, ia menggunakan almanak yang diterbitkan oleh seorang astronom dan matematikawan Jerman, Johannes Müller von Königsberg, juga dikenal sebagai Regiomontanus, sebagai jalan keluar masalahnya.

Christopher Columbus tahu gerhana bulan akan terjadi pada 29 Februari 1504 melalui almanak itu.

Dia pun menggunakan hal itu untuk keuntungannya.

Columbus memberi tahu Arawak (suku pribumi) bahwa tuhannya marah karena mereka tak memberi makanan.

Dia kemudian mengatakan kepada kepala suku Arawak, tuhannya akan membuat bulan hilang atau menjadi "merah murka" selama tiga hari.

Dan benar blood moon alias bulan darah muncul pada malam Minggu yang menakutkan itu, itu dikabarkan menakutkan Arawak.

Sehingga akhirnya, mereka setuju untuk memberikan Columbus dan orang-orangnya dengan apa pun yang mereka butuhkan.

Mereka pun meminta agar tuhannya mengembalikan bulan seperti sedia kala.

Itulah kisah tentang gerhana bulan total yang 'menyelamatkan' hidup Christopher Columbus.

Selain soal hari kiamat, ada pula berbagai kepercayaan terkait fenomena gerhana bulan.

Misalnya masyarakat India yang percaya bahwa mandi selama gerhana tengah terjadi akan membawa sial berkepanjangan.

Sebaliknya, untuk memiliki kehidupan yang lebih baik, mereka akan mandi selepas gerhana usai dan mengenakan pakaian terbaik mereka.

Ada pula mitos di beberapa wilayah India yang mengatakan bahwa baik gerhana Bulan maupun Matahari, sama-sama bisa mengancam keselamatan ibu hamil.

Itu sebabnya, ketika gerhana terjadi, banyak orang tua yang akan melarang anaknya yang tengah berbadan dua untuk keluar rumah.

Meski mitos ini patah di tangan sains, namun beberapa penduduk asli masih tetap mempercayainya.

Baca Juga: Gerhana Bulan Total; Firasat Berdasar Waktu Terjadinya Gerhana Menurut Primbon Jawa

(*)

Artikel Terkait