Serupa Fenomena Alam, Inilah 'Badai Panah' Taktik Perang Pasukan Genghis Khan

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Intisari-Online.com-Kekaisaran Mongol yang didirikan olehGenghis Khanmembentang dari Laut Jepang ke Laut Mediterania dan Pegunungan Carpathian.

Genghis Khandan pasukannya dari Mongol dikenal luas lantaran kebrutalannya.

Pada puncaknya, lebih dari satu juta orang menjadi tentaraGenghis Khan.

Namun mereka juga menguasai taktik yang halus.

Dalam pertempuran, pasukan Mongolmengelilingi musuhnya, lalu menghujaninya dengan tembakan panah yang sangat brutal dan banyak sehinggatampak seperti fenomena alam.

Selama badai panah, pemanah tidak membidik target tertentu.

Tetapi mereka melepaskan panah mereka pada lintasan tinggi ke "zona pembunuhan" atau area target yang telah ditentukan.

Namun tak hanya itu, mereka juga punya taktikcaracole, yakni gabungan antarabadai panah dengan taktik tabrak lari.

Sekitar 80 orang di setiap kompi berpartisipasi, 20 sisanya bertindak sebagai kavaleri berat.

Setiap kompi mengirim 20 orang per gelombang penyerang.

Gelombang penyerang menembakkan beberapa anak panah saat mereka menyerang dan kemudian berputar kembali ke garis pasukan Mongol setelah menyelesaikan serangan mereka.

Mereka melepaskan panahan terakhir kira-kira 40 sampai 50 meter dari garis musuh sebelum berputar.

Jarak ini cukup dekat untuk menembus armor, tapi cukup jauh untuk menghindari serangan balasan.

Saat berputar ke belakang, orang-orang Mongol sering menggunakan tembakan Parthia(tembakan yang ditembakkan selama pura-pura mundur).

Mereka sering mengganti kuda untuk menjaga agar tunggangan mereka tetap kuat.

Karena setiap orang dilengkapi dengan 60 anak panah, pasukan Mongol dapat mempertahankan serangan ini selama hampir satu jam, dan mungkin lebih lama.

Khan Mongol bertekad untuk menaklukkan dunia, dan memanghanya ada sedikit alasan bagi mereka untuk gagal.

Kekaisaran Mongol akhirnya runtuh juga, tapiselama lebih dari satu abad para khan Mongol nyaris menaklukkan dunia.

Baca Juga:'Perang Akan Terjadi, Hanya Tuhan yang Tahu,' Saat Genghis Khan Hendak 'Meniupkan Badai' Perang terhadap Syah Persia hingga Dirikan Menara Kematian

(*)

Artikel Terkait