Bagaimana Interkasi Antara Obat dan Makanan di Dalam Tubuh? (1)

Monalisa Darwin D

Editor

Bagaimana Interkasi Antara Obat dan Makanan di Dalam Tubuh? (1)
Bagaimana Interkasi Antara Obat dan Makanan di Dalam Tubuh? (1)

Intisari-Online.com - Mengetahui interaksi yang terjadi antara obat dan makanan di dalam tubuh adalah penting karena dapat membantu kita untuk memahami efek samping, reaksi obat, dan gagalnya obat bekerja. Ini juga membantu kita menemukan solusi tercepat bila terjadi hal efek samping yang tidak diingikan.

Beberapa kasus menunjukkan ada interaksi obat tetapi tidak menyebabkan efek klinis yang nyata. Misalnya, asupan kafein dapat menjadi masalah bagi penderita asma. Yang perlu diketahui pula adalah ketika mengonsumsi obat pada saat lambung kosong, akan menyebabkan kontak obat dalam lambung dalam waktu yang lama. Kondisi ini kemudian akan membuat asam di dalam lambung yang memengaruhi penghancuran obat.

Disarankan pula bagi pasien tidak mengonsumsi susu atau preparat Fe pada waktu yang sama dengan pemberian obat yang mengandung tetracycline. Ketika makan makanan karbohidrat yang banyak serta mengandung lemak, maka hal ini akan menurunkan aliran darah ke dalam lambung.

Pengosongan lambung juga berlangsung lebih lama pada makanan yang panas dibandingkan makanan dingin. Ini berarti penyerapan di dalam usus halus bagian atas akan lambat bila waktu transit di dalam lambung lebih panjang. Ketika obat di dalam lambung lebih lama, maka akan menurunkan kandungan obat akibat penurunan atau kerusakan asam lambung.

Selanjutnya, pengosongan lambung yang lama akan meningkatkan penyerapan obat-obatan aciditas (asam) yang berbentuk padat daripada cair. Sejumlah makanan ada yang membuat kondisi menjadi alkalis atau basa dalam lambung, yang kemudian akan memperlambat penyerapan obat aciditas.

Makanan akan meningkatkan kemampuan bergerak usus dan menurunkan penyebaran obat yang melewati mokusa usus, namun dapat mempercepat partikel untuk bubar atau berpencar yang jelek kelarutannya. Pembubaran obat yang jelek terjadi karena pengaruh garam empedu yang ketika keluar distimulasi oleh lemak.