Intisari-Online.com - Nama Jeffrey Dahmer tengah menjadi perbincangan.
Hal itu terjadi usai serial Netflix berjudul Monster: The Jeffrey Dahmer Story jadi serial yang paling banyak ditonton belakangan ini.
Serial itu menceritakan pembunuhan berantai yang dilakukan Jeffery Dahmer, juga berkisah dari sudut pandang para korban.
Monster: The Jeffrey Dahmer Story masuk Top 10 chart Netflix untuk serial berbahasa Inggris dalam minggu keduanya tayang.
Hingga saat ini, serial yang rilis pada 21 September 2022 tersebut masih menduduki Top 10, bahkan merangkak naik.
Menyusul trendingnya serial tersebut, banyak orang penasaran siapa sosok Jeffrey Dahmer.
Jeffrey Dahmer sendirin telah meninggal 28 tahun yang lalu, yaitu pada tahun 1994.
Tetapi namanya masih kerap disebut-sebut, terutama ketika membicarakan soal pembunuh paling kejam di dunia.
Dia terkenal sebagai salah satu pembunuh berantai paling kejam di dunia, dan telah dijuluki sebagai Kanibal dari Milwaukee.
Pria asal Amerika Serikat itu telah menewaskan 17 anak laki-laki dengan rentang usia 14 tahun.
Tak hanya itu, ia bahkan tega memperkosa, memutilasi anggota tubuh, hingga memakan para korbannya.
Sebelum melancarkan aksinya, pria itu menawarkan para korban untuk singgah di rumahnya.
Selama persidangan, Dahmer mengaku telah melakukan berbagai aksi sadis. Salah satunya adalah mengebor lubang di kepala korbannya agar mereka menjadi budak seks yang tak punya akal.
Jeffrey Dahmer dijatuhi hukuman 15 hukuman seumur hidup berturut-turut pada tahun 1992.
Tetapi, ia hanya menjalaninya selama kurang lebih tiga tahun. Pasalnya, pada tahun 1994 ia tewas di dalam penjara.
Melansir Stylecaster, Jeffrey Dahmer dipukuli sampai mati oleh sesama narapidana, Christopher Scarver, pada 28 November 1994.
Kedua pria itu ditempatkan di Columbia Correctional Facility di Wisconsin.
Wisconsin sendiri adalah yang pertama menghapus hukuman mati pada tahun 1853, sehingga terlepas dari kejahatannya yang menjijikkan, Jeffrey Dahmer tidak menerima hukuman mati
Christopher Scarver bukan orang pertama yang coba membunuh Jeffrey Dahmer.
Sebelumnya pada bulan Juli 1992, upaya pembunuhan terhadap Jeffrey Dahmer dilakukan narapidana lain.
Seorang narapidana mengggunakan pisau plastik buatan sendiri untuk upaya itu, tetapi tidak berhasil menggorok leher Dahmer.
Sementara itu usai kematiannya, tubuh Jeffrey Dahmer kecuali otaknya dikremasi pada bulan September 1995.
Sementara orang tuanya bertengkar tentang apakah akan menyerahkan otak Jeffrey Dahmer kepada para ilmuwan untuk diautopsi.
Menurut The Washington Post, ibu Dahmer, Joyce Dahmer (nee Flint), sangat ingin otak putranya diperiksa untuk menentukan apakah faktor biologis memengaruhi tindakan tercelanya.
Di sisi lain, ayah Dahmer, Lionel Dahmer, berusaha untuk mengkremasi otak putranya.
Nasib bagian tubuh pembunuh berantai itu akhirnya diputuskanpada 13 Desember 1995.
Seorang hakim memerintahkan agar otak Dahmer -yang telah diawetkan atas permintaan Joyce dengan harapan dapat dipelajari oleh para ilmuwan di Fresno State University di California- untuk dikremasi.
Menurut Los Angeles Times, "Hakim Wilayah Columbia Daniel George membuat keputusannya selama satu jam sidang untuk memutuskan apa yang harus dilakukan dengan otak."
Para ilmuwan di Fresno State pun tidak pernah bisa mempelajari otak Jeffrey Dahmer Si Pembunuh Berantai itu.
(*)