Intisari-Online.com -Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao mengundurkan diri. Pahlawan kemerdekaan Timor Leste itu resmi mengirim surat pengunduran diri kepada pemerintah pada Jumat (6/2). Sejatinya Xanana sudah mengisyaratkan untuk mundur sejak setahun yang lalu. Ia ingin generasi muda meneruskan kepemimpinannya di salah satu negara termiskin di dunia itu.
“Pemerintah menegaskan Perdana Menteri Xanana Gusmao telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada Presiden Taur Matan Ruak,” ujar juru bicara pemerintah Timor Leste dalam sebuah pernyataan di web resmi pemerintah.
Gusmao, 68, seorang pemimpin gerilya yang membantu mengakhiri pemerintah Indonesia di Timor Lester pada 2002. Meski sudah menerima surat pengundurannya, pemerintah Timor Leste mengaku belum mempunyai pilihan pengganti Xanana. Kabarnya, minggu ini Xanana akan bertemu dengan presiden untuk membicarakan restruturisasi pemerintahan.
Meski belum jelas siapa pengganti Xanana, ada beberapa nama yang digadang-gadang menjadi Perdana Menteri Timor Leste selanjutnya. Yang pertama adalah mantan Menteri Kesehatan, Rui Araujo, dan Menteri Negara, Agio Pareira.
Setelah lebih dari dua dekade berada menjadi bagian dari Indonesia, Timor Leste akhirnya menjadi negara mandiri setelah melalui perjuangan yang berdarah-darah. Meskipun produksi gas di sana bernilaia miliaran dolar, namun sekitar separuh dari penduduk Timor Leste hidup dalam kemiskinan. Begitu data PBB menyebutkan.
Sedikit mundur ke belakang, Indonesia menginvasi Timor Timur pada 1975—setelah Portugal tiba-tiba menarik diri dari negara koloni yang dikuasainya selama tiga abad itu, dan menganeksasinya di akhir tahun itu, lantas mengawasinya dengan melibatkan kekuatan militer yang brutal. Seperti disebut di awal, Gusmao adalah pemimpin gerilyawan yang memperjuangkan kemerdekaan dari bukit-bukit.
Tahun 1999 jajak pendapat status Timor Timur dilakukan. Di tengah berbagai kekerasan yang ada, lebih dari separuh warga Timor Timur memilih untuk memisahkan diri, dan benar-benar merdeka pada 2002. Xanana Gusmao, sang pemimpin gerilya, ditasbihkan sebagai Perdana Menteri Timor Leste pada 2007 setelah sebelumnya menjabat sebagai Presiden Timor Leste sejak 2002. (Reuters)