Intisari-Online.com - Presiden Jokowi terus mendesak percepatan pembangunan rel kereta api di luar Jawa. Untuk kelancarannya, pemerintah diharuskan menganggarkan dana sebesar Rp234 triliun untuk rel kereta api luar Pulau Jawa itu. Konon, jika jaringan rel kereta api baru ini terwujud, akan menjadi yang paling besar sejak zaman Pemerintah Kolonial Belanda.
Anggaran sebesar Rp234 triliun tersebut merupakan total investasi selama lima tahun ke depan—terhitung dari 2015 – 2019. Sementara untuk pembangunan dan pengelolaan prasarana dan fasilitas pendukung, menurut Hermanto Dwiatmoko, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, dibutuhkan dana Rp228 triliun, sarana perkeretaapian sebesar Rp3,2 triliun.
“Tak hanya itu, pemerintah juga harus mempersiapkan anggaran keselamatan perkeretaapian Rp921 miliar, pengelolaan lalu lintas dan angkutan KA Rp844 triliun, dan dukungan manajemen serta teknis Rp672 triliunm,” ujar Hermanto seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Adapun untuk pembangunan tahun ini, tambah Hermanto, diperlukan dana sebesar Rp19 triliun, sementara dari APBN 2015 mendapatkan Rp18,5 triliun.
Jika merujuk pada Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, pembangun jalur kereta api luar Pulau Jawa seharusnya dimulai tahun 2030. Namun atas desakan Presiden Joko Widod—seperti sudah disinggung di atas—untuk pembangunan kereta di Sumatera, Kalimantan, dan Papua dipercepat mulai tahun ini. “Ya gimana perintah Presiden, seharusnya memang tahun 2030,” tutur Hermanto.
Seperti dilansir dari Detik Finance, pembangunan jaringan rel luar Pulau Jawa itu nantinya membentang sepanjang 3.258 kilometer. Jika itu terealisasi, proyek tersebut akan menjadi yang terpanjang sejak zaman Belanda. Untuk diketahui, mayoritas jaringan kereta api yang ada saat ini—panjangnya sekitar 985 km—adalah warisan jaringan kereta api zaman Pemerintah Kolonial Hindia-Belanda.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR