Gempa Nepal 2015, Peneliti Sudah Memprediksinya Jauh-Jauh Hari

Moh Habib Asyhad

Editor

Gempa Nepal 2015, Peneliti Sudah Memprediksinya Jauh-Jauh Hari
Gempa Nepal 2015, Peneliti Sudah Memprediksinya Jauh-Jauh Hari

Intisari-Online.com -Gempa bumi hebat telah menghantam Nepal pada Sabtu (25/4). Catatan termutakhir menyebutkan, gempa dengan kekuatan 7,9 SR tersebut telah menewaskan lebih dari 2.300 orang. Soal gempa Nepal 2015 ini, para peneliti sudah memprediknya jauh-jauh hari.

Para pakar geologi menyebut gempa Nepal mengikuti pola yang sama dengan dua gempa besar yang terjadi lebih dari 700 tahun yang lalu, sebagai hasil efek domino tekanan pergeseran patahan. Mereka menemukan adanya kemungkinan keberadaan pengaruh ganda hanya dalam beberapa minggu terakhir saat melakukan penelitian lapangan di kawasan.

Mereka, para peneliti itu, menemukan pola bersejarah gempa saat meneliti di Nepal pada bulan lalu. Mereka telah memperkirakan gempa besar di tempat terjadinya gempa besar pada hari Sabtu. Di tengah hutan Nepal selatan tengah, tim Bollinger menggali di sepanjang patahan gempa utama negara itu, sepanjang lebih 1.000 km dari barat ke timur, di tempat patahan bertemu permukaan bumi.

Selanjutnya, para peneliti tersebut menggunakan serpihan arang dari patahan untuk mengetahui kapan patahan tersebut terakhir kali berpindah dengan menggunakan metode karbon.

Terlepas dari penelitian ilmiah itu, sebuah naskah kuno juga telah menyebutkan sejumlah gempa besar, tetapi tetap sangat sulit menemukan lokasinya di lapangan. Terlebih lagi, hujan musim kemarau membuang tanah ke bawah bukit dan hutan lebat menutupi sebagian besar tanah dengan cepat menyembunyikan bekas gempa.

Patahan tidak bergerak

Meski demikian, tim penelitian Bollinger dapat memperlihatkan bahwa bagian patahan ini sudah sejak lama tidak bergerak. “Kami memperlihatkan patahan ini tidak menyebabkan gempa besar tahun 1505 dan 1833 dan terakhir kali berpindah kemungkinan besar pada tahun 1344," kata Laurent Bollinger, peneliti dari lembaga penelitian CEA di Perancis, yang menyampaikan temuaannya kepada Nepal Geological Society dua minggu lalu.

Pernyataan Bollinger juga dikuatkan oleh pernyataan Paul Tapponnier dari Earth Observatory of Singapura yang bekerja saa dengan Bollinger. “Kami dapat melihat baik Kathmandu maupun Pokhara sekarang akan mengalami gempa yang mengubah patahan utama, kemungkinan besar terjadi terakhir kali pada tahun 1344 di antara kedua kota.”

Para peneliti memperingatkan bakal terjadi gempa lagi.

"Perhitungan pendahuluan mengisyaratkan gempa pada Sabtu dengan kekuatan 7,8 SR kemungkinan tidak cukup besar untuk mengangkat pecahan sampai ke permukaan bumi. Jadi, masih ada kemungkinan lebih banyak gaya yang tersimpan, dan kita kemungkinan akan mengalami gempa besar lagi ke arah barat dan timur dari gempa yang sekarang dalam puluhan tahun ke depan," kata Bollinger. (Kompas.com)