Intisari-Online.com – Dikisahkan sebelumnya Andun Suherman dan keluarganya yang hidup dengan kondisi ekonomi yang sangat miskin, bahkan pernah terpaksa memasak batu saat anak-anaknya merengek kelaparan.
Untungnya kondisi mereka diketahui Kapolres Cianjur AKBP Asep Guntur Rahayu, yang kemudian mengupayakan agar Andun menerima program bantuan rumah layak huni.
Kapolres pun kemudian mendatangi Kantor Badan Pertahanan Nasional (BPN) sambil berharap dapat menemukan jalan keluar.
"Di BPN itulah akhirnya kami ketahui bahwa pemilik tanah yang sebagian tanahnya digunakan Andun untuk tempat tinggalnya ternyata belum memiliki sertifikat tanah," ujar Asep.
"BPN kemudian membuatkan sertifikat tanah itu secara gratis, tetapi dengan perjanjian, Andun mendapat hibah sedikit tanah dari tuan tanah itu. Pemilik tanah setuju dan memberikan Andun tanah seluas 72 meter persegi. Bersama Kepala Perumnas dan beberapa donatur, kami kemudian membangunkan rumah," ujarnya.
Rumah tersebut, ujarnya, rencananya baru akan selesai dalam 45 hari. Namun, baru 35 hari, rumah itu ternyata sudah bisa ditempati.
Sesuai janjinya, Kapolres menyerahkan rumah tersebut kepada Andun dan keluarganya pada akhir Oktober lalu.
"Kapolres bilang, saya tinggal isi rumah baru ini. Waktu peresmian juga langsung dikasih sertifikat rumah dan tanah ini," ujar Andun.
Sambil bersila di teras rumahnya yang baru, Andun yang mengenakan topi loreng dan kaus bertuliskan "pemburu" itu mengaku sangat bahagia setelah dia, istri, dan keempat anaknya akhirnya bisa tinggal di rumah yang layak.
Di rumah yang baru, ujarnya, mereka tak lagi kedinginan dan tidur dalam keadaan basah saat hujan karena genting yang bolong. "Kami bertahan karena mau bagaimana lagi, hanya itu yang kami punya," kata Andun.
Rumah baru berukuran 6 x 6 meter itu terdiri atas dua kamar tidur, satu ruang keluarga, dan satu kamar mandi.
Sambil tersenyum, Andun mengatakan, anak-anaknya yang belum bisa menjaga kebersihan.
"Ibunya terpaksa berulang kali mengepel lantai. Anak-anak terus saja lalu lalang dan loncat-loncat di dalam rumah," ujarnya.
Andun mengaku tak sedikit pun pernah menyangka akan bisa mendapatkan rumah baru. Bahkan, memimpikannya pun ia tak berani.
Banyak pihak, ujarnya, mulai memberikan bantuan setelah sejumlah wartawan dari berbagai media massa mengangkat kisah hidup mereka. "Ada yang ngirim beras, ada juga yang ngirim uang belanja," kata Andun.
Walau begitu, ujar Andun, ia tak pernah membayangkan bahwa salah seorang yang kemudian datang mengunjunginya ternyata benar-benar mewujudkan mimpinya memiliki rumah.
"Kapolres Cianjur datang ke gubuk saya dua bulan lalu. Saat itu, Kapolres bilang akan berupaya agar kami dapat memiliki rumah," kata Andun.
(tribunnews.com)