Sempat 'Dilenyapkan' Karena Dianggap Bahaya, Rencana Gila Militer AS Hancurkan Rudal Korea Utara Dengan Cara Ini Ternyata Sedang Dipertimbangkan Lagi, Ada Masalah Apa AS dan Korea Utara?

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Rencana AS jatuhkan rudal milik Korea Utara.
Ilustrasi - Rencana AS jatuhkan rudal milik Korea Utara.

Intisari-online.com - American Physical Society (APS) Badan fisika terbesar di dunia.

Tiba-tiba membuat pernyatan mengakui pada 19 September bahwa laporan yang diterbitkan tujuh bulan lalu.

Yaitu berisi kesalahan terkait kelayakan rencana untuk menembak jatuh rudal Korea Utara.

Pada bulan Februari, American Physical Society (APS) menerbitkan laporan setebal 54 halaman yang menilai kelayakan rencana untuk mencegah serangan rudal.

Laporan itu menyimpulkan bahwa upaya yang diusulkan Korea Utara untuk menggunakan drone untuk menembak jatuh rudal akan menghadapi "tantangan besar".

APS telah menyampaikan laporan kepada Kongres AS dan pejabat di pemerintahan Presiden Joe Biden.

Menurut The New York Times, APS telah lama memainkan peran penting dalam memberikan panduan tentang senjata canggih bagi pembuat kebijakan pertahanan.

Tiga bulan setelah diterbitkan, laporan itu dihapus dari situs webnya oleh APS.

APS menjelaskan dalam catatan online bahwa laporan tersebut sedang ditinjau oleh penulis dan akan "diposting ulang" jika memungkinkan.

Menurut kelompok ilmuwan yang mengusulkan ide menembak jatuh rudal dengan drone.

Alasan penghapusan laporan tersebut adalah karena kesalahan dalam analisis teknis APS terhadap ide ini.

Kesalahan teknis ditemukan oleh Richard Garwin, ketua tim proposal, dan Theodore Postol, rekan kerja Garwin.

Baca Juga: Singgung Soal Perang Dunia II, Terkuak Surat Kim Jong-Un Pada Vladimir Putin, yang Belakangan Gemparkan Dunia, Karena Rusia-Korea Utara Akan Jalin Kerja Sama Ini

Diagram APS menunjukkan bahwa drone harus terbang di atas daratan Korea Utara atau wilayah pesisir negara itu untuk mencegat rudal yang ditujukan ke Boston, New York atau Washington.

Di lokasi seperti itu, drone bisa ditembak jatuh oleh Korea Utara.

Namun, kedua ilmuwan menemukan bahwa APS menggunakan kecepatan intersep yang salah untuk menghitung: Di bawah 4 km / s, bukannya 4,98 km / s.

Untuk penerbangan pencegat yang berlangsung 195 detik.

Kecepatan intersep 4,98 km/s akan memungkinkan pesawat mendekati rudal di perairan lebih dari 160 km dari titik perhitungan APS, yang secara signifikan mengurangi bahaya.

Menurut Presiden APS Frances Hellman, penerbitan versi laporan yang telah diedit dapat memakan waktu hingga satu tahun sejak diterbitkan.

Artikel Terkait