Intisari-Online.com -Sosok Bjorka menjadi buah bibir usai mengklaim berhasil membobol sejumlah data pemerintah dan melakukan aksi doxing para pejabat publik.
Belakangan, Polri menetapkan pemuda asal Kabupaten Madiun, Jawa Timur, berinisial MAH karena terlibat dalam komplotan Bjorka.
Meski begitu, hingga kini pemerintah masih memburu peretas alias hacker beridentitas Bjorka.
Sebagaimana diberitakan Kompas.com, (17/9/2022), MAH diduga berperan membuat kanal Telegram dengan nama Bjorkanism dan turut mengunggah tiga tulisan Bjorka dalam kurun 8-10 September 2022.
Bukan hanya itu, pemuda 21 tahun itu juga memiliki motif membantu Bjorka menjadi terkenal dan mendapatkan uang. Ditetapkan sebagai tersangka, MAH pun buka suara dan memberikan bocoran mengenai sosok Bjorka. Apa saja?
1. Bayar jasa MAH dengan Bitcoin
Melalui kanal Telegram buatannya, Bjorkanism, MAH mengaku mengunggah ulang tulisan Bjorka.
Ia tak menyangka, ada yang tertarik dan berniat membeli kanal buatannya tersebut.
"Hokinya lagi yang beli orangnya (Bjorka) langsung," tutur dia.
Menurut dia, kanal tersebut ia jual kepada Bjorka pada 10 September 2022 dengan harga 100 dollar AS.
Si peretas pun meminta dompet digital MAH untuk mengirimkan 100 dollar AS dalam bentuk Bitcoin.
Usai transaksi jual beli tersebut, kanal Telegram Bjorkanism tidak lagi menjadi milik MAH.
Kendati demikian, MAH mengaku bersalah dalam kasus ini. Sebab, ia memberikan sarana bagi Bjorka melalui Telegram untuk mengunggah dan menyebarkan sesuatu.
"Saya memang salah karena memberi itu dan memberi sarana Bjorka untuk ngepost," aku dia, seperti diberitakan Kompas.com, (17/9/2022).
MAH mengaku, uang hasil penjualan kanal Telegram digunakan untuk membayar angsuran kredit sepeda motor dan membayar utang orangtuanya.
Pasalnya, selama ini gaji sebagai karyawan penjual minuman es asal Thailand hanya Rp 750.000 per bulan.
Jumlah tersebut tak cukup untuk membayar cicilan kredit sepeda motor maupun membantu orangtuanya.
"Uang hasil penjualan channel itu saya gunakan untuk membayar angsuran sepeda motor Rp 800.000 dan membantu orangtua saya," ungkapnya.
2. Komunikasi dengan bahasa Inggris
Pengakuan MAH, dirinya pernah berkomunikasi dengan peretas Bjorka.
Komunikasi tersebut terjalin saat si peretas tertarik membeli kanal Telegram Bjorkanism buatannya.
Perbincangan keduanya berlangsung di Telegram dan menggunakan bahasa Inggris.
Oleh karena itu, ia pun menduga jika Bjorka tak berada di Indonesia.
"Kalau dugaan saya (Bjorka) ada di luar negeri," kata MAH, dilansir dari Kompas.com (18/9/2022).
Warga Dusun Mawatsari, Desa Banjarsari Kulon, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun itu mengaku, tidak pandai berbahasa Inggris.
Sehingga, saat berkomunikasi dengan Bjorka, dirinya memanfaatkan teknologi alih bahasa di ponsel.
"Cukup menggunakan translator kan bisa," ujar MAH.
Dalam penanganan hacker Bjorka ini, pemerintah telah membentuk tim terpadu khusus yang terdiri dari Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam), Polri, Badan Intelejen Negara (BIN), Badan Siber Sandi Negara (BSSN), dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).
(*)