Intisari-Online.com – Membaca dari sejarah, maka kita mengerti bagaimana kejamnya kamp konsentrasi yang dibuat oleh Nazi.
Di antara tembok kamp konsentrasi Auschwitz, Dr. Mengele melakukan serangkaian eksperimen medis kejam yang melelahkan dengan subjek manusia kembar.
Sekitar 3.000 anak kembar, di antaranya 1.500 kembar identik, melewati tangan ‘Paman Mengele’.
Sambil tersenyum, ‘Paman Mengele’ menyuntikkan bahan kimia ke mata mereka untuk mengubah warna iris mereka, membuat tranfusi darah di antara mereka, menerapkan suntikan kematian dengan berbagai bakteri, dan mengeluarkan organ atau anggota tubuhnya.
Beberapa anak yang menjadi subjek eksperimen itu berhasil bertahan hidup.
Di antaranya adalah Eva Mozes dan saudara kembarnya, Miriam, selamat dari eksperimen genetik yang dilakukan Dr. Josef Mengele di kamp konsentrasi Auschwitz antara tahun 1944-1945.
Eva dan Miriam lahir di desa kecil Port, Kabupaten Salai, pada tanggal 30 Januari 1934.
Alexander dan Jaffa Mozes memiliki empat putri, Edit, Aliz, dan dua anak kembar.
Kehidupan damai di negara itu dibayani oleh Nazi yang berkuasa di Jerman dan prasangka terhadap orang-orang Yahudi yang mereka hadapi hampir setiap hari.
Ketika Eva dan Miriam berusia enam tahun, Nazi Hongaria menduduki desa tempat keluarga Mozes tinggal dan mereka adalah satu-satunya orang Yahudi.
Keluarga Mozes terguncang pada 4 Maret 1944, ketika mendengar pengumuman bahwa mereka harus mengumpulkan beberapa hal yang diperlukan untuk mengubah tempat tinggal mereka.
Mereka lalu dipindahkan ke ghetto di Silvanie Shed, untuk dideportasi ke kamp konsentrasi Auschqitz-Birkenau setelah beberapa minggu.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR