Intisari-Online.com - Mengajak anak pergi berlibur lebih mendidik dibanding sekolah. Paling tidak itulah yang diyakini oleh Zara Heal, ibu dua anak yang bekerja sebagai operator alat-alat rumah tangga di Inggris.
Zara dua kali mengajak anak-anak, Cody (8) dan Miley (6), sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah anaknya sedang berlangsung. Akibat perbuatannya ini, perempuan 28 tahun itu harus denda sebesar 120 poundsterling kepada pihak sekolah.
Tapi sepertinya Zara tidak pernah menyesali keputusannya ini.
Menurutnya, liburan akan mendorong anaknya memahami budaya baru juga bahasa setempat. Lebih dari itu, pergi liburan membuat anak-anaknya belajar lebih banyak tentang hal-hal yang tidak mereka pelajari di kelas.
(Baca juga: Cara mendapatkan tempat liburan yang memuaskan)
“Miley belajar bagaimana berenang selama perjalanan di Salou, Spanyol, pada September, sementara Cody mengembangkan keterampilan berbahasa Perancis pada November,” ujar Zara. Cody benar-benar menikmati bahasa Perancis.
“Tentu itu kemauannya sendiri. Ia belajar bertutur bahasa Perancis bersama beberapa staf di sana, dan itu membuat saya bangga. Apakah mereka mendapatkan kesempatan seperti itu ketika di sekolah?” tanyanya—sepertinya ini ditujukan ke pihak sekolah.
(Baca juga: Alasan pentingnya liburan bersama keluarga)
Sementara itu Devon County Council tidak percaya dengan pernyataan perempuan yang tinggal di Willand, Devon, itu. Mereka bahkan mengancam dengan tindakan hukuman jika ia tidak mau membayar denda.
Terkait mengajak liburan anak di tengah-tengah kegiatan belajar mengajar, pada September 2013 Pemerintah Inggris mengeluarkan instruksi kepada sekolah-sekolah di Inggris untuk tidak memberikan izin cuti kecuali dalam keadaan luar biasa seperti sakit. Jika ada siswa yang terbukti cuti, maka akan dikenakan denda administrasi.
(Metro.co.uk)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR