Intisari-Online.com – Setiap tahun di Kirgizstan, diperkirakan 12.000 wanita muda diculik dan dipaksa menikahi penculik mereka.
Bahkan satu dari lima dirudapaksa dalam proses tersebut.
Sebuah praktik ilegal yang dibenarkan oleh para pelakunya sebagai ‘tradisi’, khususnya di daerah pedesaan Kirgizstan.
Penculikan pengantin tidak hanya melanggar hak asasi perempuan, tetapi juga bisa mengakibatkan tingkat depresi dan bunuh diri yang lebih tinggi di kalangan wanita, tingkat kekerasan dalam rumah tangga, dan perceraian yang lebih tinggi.
Demikian menurut sebuah penelitian dari Duke University, bahkan itu bisa mengakibatkan menurunnya berat badan bayi.
Apa itu tradisi Penculikan Pengantin?
Penculikan pengantin ini bisa menjadi bentuk kawin lari bertahap.
Meski dalam sebagian besar kasus itu adalah penculikan paksa, dan umumnya menargetkan wanita muda, termasuk mereka yang berudia di bawah 18 tahun.
Penculikan biasanya direncanakan sebelumnya, sering kali dengan bantuan keluarga pria tersebut.
Skenario yang umum terjadi adalah seorang wanita diculik dari jalan saat dia melakukan rutinitas sehari-harinya oleh sekelompok pria muda, dimasukkan ke dalam kendaraan, dan di bawah ke rumah ‘pengantin pria’, di mana dia ditahan di luar kehendaknya.
Namun kadang-kadang karena ini wanita mendapatkan tekanan psikologis, bahkan diperkosa untuk memaksanya tunduk pada pernikahan.
Dalam beberapa kasus, wanita tersebut bahkan mungkin belum pernah bertemu dengan pria yang menculiknya sebelum penculikan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR