Siapa Sangka, Teleskop Pertama di Dunia Ternyata Berbentuk Makam Berusia 6.000 Tahun

Moh Habib Asyhad

Penulis

Siapa Sangka, Teleskop Pertama di Dunia Ternyata Berbentuk Makam Berusia 6.000 Tahun
Siapa Sangka, Teleskop Pertama di Dunia Ternyata Berbentuk Makam Berusia 6.000 Tahun

Intisari-Online.com -Siapa sangka, teleskop pertama di dunia ternyata berbentuk makam kuno berusia 6.000 tahun yang ditemukan di Portugal. Seven Stone Antas, nama makam itu, dinobatkan sebagai teleskop tertua di dunia, perangkat pertama yang memungkinkan manusia melihat bintang tanpa lensa.

Makam dari zaman Neolitik itu punya konstruksi unik. Bagian “gerbang”-nya terdiri atas tujuh puing batu besar yang membentuk sebuah lorong panjang. Lorong tersebut mampu memmblokir cahaya sekitar sehingga memungkinkan “astronom” zaman batu memfokuskan pandangan pada bidang langit tertentu.

Fabio Silva, ilmuwan dari Universitas Wales Tronity Saint david, Inggris, mengatakan, makam itu dibangun dengan penuh perencanaan. Lorong makam diarahkan sedemikian rupa sehingga mengarah ke bintang Aldebaran, salah satu bintang paling terang dilihat dari Bumi.

“Waktu terbit Aldebaran pertama tiap tahun adalah akhir April hingga Awal Mei pada 6.000 tahun lalu,” kata Silva seperti dikutip The Guardian, 30 Juni 2016. Waktu terbit Aldebaran bertepatan dengan permulaan musim panas dan masa tepat untuk bertani. "Itu akan sangat bagus, penanda waktu yang tepat bagi penduduk saat itu untuk berpindah ke dataran lebih tinggi," imbuhnya.

Daniel Brown, astronom dari Universitas Nottingham Trent, Inggris, mengungkapkan, penduduk masa lalu biasa mengunjungi makam dan bermalam sebagai bagian dari ritual dan sekaligus mengamati bintang.

Brown mengungkapkan, lorong makam mampu menciptakan lingkungan minim cahaya yang tak mungkin didapatkan di luar kompoleks makam. “Lorong membuat semacam lubang bidik kamera dengan sudut 10 derajat. Jika seseorang melakukan pengamatan dengan mata telanjang, itu sangat terbatas,” jelas Brown.

Penemuan ini juga menguak budaya masyarakat kuno terkait kosmologi serta memberikan pengetahuan tentang bagaimana mereka memaknainya. “Ini memberikan pandangan bahwa astronomi merupakan bagian dari pengalaman hidup, lingkungan, dan langit,” imbuh Brown seperti dikutip Livescience.

Penemuan ini dipresentasikan pada 29 Juni 2016 lalu dalam pertemyan tahunan yang diselenggarakan Royal Astronomical Society di Nottingham, Inggris.(Kompas.com)