Intisari-Online.com - Sejak kasus pembunuhan Brigadir J mencuat, kepercayaan publik kepada Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mulai menurun.
Sebab beberapa anggotaKepolisian Republik Indonesia (Polri) ditetapkan sebagai tersangkakasus pembunuhan Brigadir J.
Bahkan salah satunya menjadi dalang kasus pembunuhan dengan cara merekayasa kejadian dan menghilangkan alat bukti.
Meski begitu, dalam sejarahnya, tidak semua polisi Indonesia itu memiliki image yang buruk.
Ada juga yang terkenal sebagai polisi baik. Salah satunya adalah Jenderal Hoegeng.
SiapakahJenderal Hoegeng?
Dikutip dari salah satu artikel Majalah Intisari,nama lengkapnya adalahJenderal Polisi Hoegeng Iman Santoso.
Jenderal Hoegeng adalah Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri)ke-5 dan dia menjabat selamatahun 1968 hingga 1971.
Sebelum menjabat sebagi Kapolri,Jenderal Hoegeng pernah menjabat sebagaiSekretaris Negara Republik Indoesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Dari semua itu, sosokJenderal Hoegeng paling dikenal karena kejujurannya. Selain itu, dia penuh keberanian tapi tetap sederhana.
Saat dia menjadi Kapolri, tidak ada yang namanya istilah 'hukum tajam ke bawah namun tumpul ke atas'.
BagiJenderal Hoegeng, semuanya sama di mata hukum. Siapapun yang berbuat kejahatan, maka dia akan menerima konsekuensinya.
Karena sikapnya itulah,banyak orang yang tidak menyukaiJenderal Hoegeng. Terutama bagi mereka yang sering melakukan tindak kejahatan.
Apalagi memang ada banyak kasus yang dipegangJenderal Hoegeng yang berhubungan dengan orang-orang penting.
Namun ada satu kasus yang pernahJenderal Hoegeng dan itu sangat terkenal.
Kasus yang dimaksud adalah kasuspemerkosaan seorang wanita penjual telur bernama Sumarijem.
Siapa sangka kasus itu melibatkan banyak orang penting di Indonesia.
Kejadian itu terjadi pada20 September 1970. Saat itu,Sumarijem alias Sum Kuning diseret oleh sejumlah pria ke dalam mobil dengan paksa.
Kemudian Sum Kuning dibius dan diperkosasecara bergilir di daerah Klaten.
Setelah mengalami kejadian traumatis itu,Sum Kuning berani melaporkannya ke kantor polisi.
Namun anehnya, dialah yang dijadikan tersangka karena laporan palsu.
Tak hanya itu, Sum Kuning juga dikaitkan dengan Gerwani, sebuah gerakan yang beradadi bawah PKI.
Belum selesai,Sum Kuning disebut juga diintimisadi di dalam tahanan.
Kasus ini pun sampai ke telingaJenderal Hoegeng dan dia pun ikut turun tangan.
Dalam sekejab,Jenderal Hoegeng membentuk tim khusus dan sejumlah nama terseret dalam kasus ini.
Di antara nama-nama yang terseret itu, ada nama-nama anak pejabat.
Kasus ini lantas menjadi perhatian hingga membuat Presiden Soeharto turun tangan dengan caramenyerahkan kasus ini ketim pemeriksaan pusat Kopkamtib.
SikapPresiden Soeharto membuatJenderal Hoegeng tidak bisa berbuat banyak.
Kasus lainnya terkaitpenyelundupan mobil bernilai milyaran rupiah. Lagi dan lagi kasus ini menyeret sejumlah nama besar di Indonesia.
Dan karena dianggap meresahkan,Jenderal Hoegeng pun diberhentikan dari jabatannya sebagai Kapolri.
ApakahJenderal Hoegeng marah? Tidak. Justru dia ikhlas menerima semua konsekuensi itu.
“Kita tidak gentar menghadapi orang-orang gede siapa pun."
"Kita hanya takut kepada Tuhan Yang Maha Esa.'
"Jadi kalau salah tetap kita tindak,” tegas Jenderal Hoegeng.
Jenderal Hoegeng dipuji Presiden ke-3 Indonesia, Gus Dur karena dianggap sebagai polisi yang jujur.