Intisari-Online.com -Enam tahun lalu, hubungan Uni Emirat Arab (UEA) dan Iran meregang.
UEA menurunkan hubungannya dengan Iran setelah Arab Saudi memutuskan hubungan dengan Teheran pada Januari 2016.
Riyadh memutuskan hubungan dengan Iran setelah para pengunjuk rasa menyerbu Kedutaan Besar Arab Saudi di Teheran karena Riyadh mengeksekusi seorang ulama Syiah terkemuka.
Setelah bermusuhan selama bertahun-tahun, UEA mulai terlibat kembali dengan Teheran pada 2019.
Yakni menyusul serangkaian serangan di perairan Teluk dan situs energi Arab Saudi.
Tahun lalu, Arab Saudi bergerak untuk meningkatkan hubungan dengan Iran.
Hal itu melalui lima putaran pembicaraan langsung sejauh ini.
Ini terjadi pada ketika negara-negara Teluk Arab mengamati upaya menghidupkan kembali pakta nuklir 2015, yang mereka anggap cacat karena tidak menangani program rudal Iran.
Riyadh dan Abu Dhabi sebenarnya ingin mengakhiri dorongan Teheran untuk mendominasi kawasan.
Namun, di sisi lain mereka juga ingin menahan ketegangan karena mereka fokus pada prioritas ekonomi.
UEA sendiri juga memiliki hubungan bisnis dan perdagangan dengan Iran sejak lebih dari satu abad.
Dubai telah lama menjadi salah satu penghubung utama Iran ke dunia luar.
Akhir-akhir ini, perbaikan hubungan UEA dan Iran pun semakin meningkat.
UEA mengatakan, duta besarnya untuk Iran Saif Mohammed Al Zaabi akan kembali ke Teheran dalam beberapa hari mendatang.
Pengumuman tersebut disampaikan pada Minggu (21/8/2022).
Pengumuman tersebut menandai peningkatan hubungan setelah enam tahun lalu UEA menurunkan hubungan diplomatik dengan Iran.
Kementerian Luar Negeri UEA mengatakan, langkah tersebut sejalan dengan upaya negara dalam memperkuat hubungan dengan Iran.
Dilansir Reuters, Kementerian Luar Negeri UEA dalam sebuah pernyataan mengatakan, “Untuk mencapai kepentingan bersama kedua negara dan kawasan yang lebih luas.”