Intisari-Online.com - Bagi para penguasa yang hidup selama era Roma Kuno, paranoid seperti menjadi hal lumrah.
Adanya praktik pengkhianatan dan pembunuhan kepada penguasa menjadikan orang yang bijaksana sekalipun menjadi waspada dan melindungi dirinya sendiri.
Alih-alih hanya menyewa penguji rasa yang akan memeriksa makanannya untuk mencari racun, Mithridates VI ingin kebal racun.
Mithridates VI lahir di kota Sinope, putra penguasa Kerajaan Pontus, Mithridates V.
Pontus sekarang mencakup sebagian Turki, Rusia, Rumania, dan Yunani, di antara negara-negara lain.
Pemerintahan ayahnya bersekutu erat dengan Republik Romawi dan dia akan melakukan tugasnya sebagai raja.
Pada 120 SM, Mithridates V dibunuh oleh seorang pembunuh tak dikenal dengan memberinya racun saat tengah pesta.
Kepergian ayahnya yang tiba-tiba ini membuat Mithridates VI dalam bahaya karena baik dia maupun adiknya, Chrestus, tidak cukup umur untuk naik tahta.
Sebaliknya, ibunya, Laodikia VI, akan menjadi bupati, menggantikan mereka.
Mata Laodikia VI tertuju pada saudara laki-laki Mithridates VI sebagai sosok cemerlang.
Ini menyusahkan Mithridates VI, karena hidupnya akan terancam di bawah kekuasaan ibunya.
Jika dia mengangkat saudara laki-lakinya sebagai raja, itu berpotensi menyebabkan perang saudara, yang dapat dicegah oleh Laodikia VI hanya dengan membunuh putra tertua.
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Muflika Nur Fuaddah |
KOMENTAR