Intisari-Online.com – Kemanusiaan adalah hal yang terkadang muncul di tempat-tempat paling tak terduga di dunia. Inilah kisah The White Helmets, kelompok sukarelawan yang berani menghampiri bom untuk menyelamatkan warga Suriah.
Bagi The White Helmet, semua pengorbanan mereka sepadan. Mereka bahkan menempatkan nyawanya sendiri dalam risiko besar demi menyelamatkan para penduduk Suriah.
Setiap hari semua anggota The White Helmet tahu bahwa jika mereka berhasil menyelamatkan satu jiwa, ada begitu banyak jiwa lain yang tak akan terselamatkan. Para korban perang ini akan meninggal karena kehabisan darah, terbakar hidup-hidup, dan tersiksa dengan berbagai cara yang mengenaskan.
Semua itu tidak menyurutkan semangat para relawan. Setiap hari mereka menyelamatkan para korban yang tertimbun reruntuhan, terluka parah, dan sudah hampir meninggal. Ada banyak korban yang masih anak-anak bahkan bayi sehingga mereka tentu tak bisa mnyelamatkan diri sendiri.
Salah seorang anggota The White Helmet yang bernama Khaled menceritakan pengalamannya yang begitu menyedihkan ketika berkali-kali harus menarik tubuh orang-orang yang sudah tak bernyawa dari reruntuhan. Ia juga menceritakan bagaimana sulitnya melakukan operasi penyelamatan penuh risiko ini dengan peralatan yang sangat minim.
Sudah lebih dari lima tahun ini Suriah mengalami perang yang berkelanjutan. Penduduk Suriah bergantung penuh pada pertolongan kiriman ransum makanan dan obat-obatan dari dunia luar. Saking parahnya kerusuhan ini, PBB bahkan sudah berhenti menghitung jumlah korban perang Suriah.
(The Syria Campaign & BBC)