Maddison Bowden, Dianggap Gila dan Aneh Ternyata Berotak Lebih Encer Dibanding Einsten dan Hawking

Moh Habib Asyhad

Penulis

Maddison Bowden, Dianggap Gila dan Aneh Ternyata Berotak Lebih Encer Dibanding Einsten dan Hawking
Maddison Bowden, Dianggap Gila dan Aneh Ternyata Berotak Lebih Encer Dibanding Einsten dan Hawking

Intisari-Online.com -Dianggap gila dan aneh, Maddison Bowden ternyata memiliki otak yang lebih encer dibanding Albert Einstein dan Stephen Hawking. Dan sebuah tes kecerdasan, bocah asa Inggris itu disebut ber-IQ lebih tinggi dibanding dua fisikawan sohor itu.

Ironisnya, selama berada di sekolah, Bowden yang bersekolah di sebuah sekolah dasar di Essex kerap menjadi sasaran ledekan teman-temannya yang lain. Ia dianggap sering bertingkah aneh sehingga tidak disukai teman-temannya yang lain. Ia selalu berpikir dan berbicara berbeda dari teman-temannya yang lain, laiknya orang dewasa.

Terlepas dari itu, Bowden memiliki kemampuan luar biasa. Ia berpikir lebih cepat dan mampu menyelesaikan soal dalam waktu cepat. Namun, teman-temannya menganggap ia suka memamerkan dirinya. Bowden pun dirisak habis-habisan oleh mereka, sehingga membuat situasi menjadi lebih buruk. Seperti dilansir dari Daily Express, bocah yang kini berusia 12 tahun itu sempat ingin bunuh diri.

Namun, setelah tes IQ oleh lembaga pengetes kecerdasan MENSA dilakukan, anak itu mendapat nilai 162 pada kertas Cattell III B. Skor tersebut merupakan yang paling tinggi bagi anak di bawah 18 tahun, setelah Bowden mampu menjawab 150 pertanyaan dengan cepat.

Bahkan, setelah ia menyelesaikan ujian, hasilnya sangat gemilang. Bowden mendapat nilai 11-plus. Ia memiliki kemampuan yang luar biasa melampaui anak-anak lainnya. Skor 162 menunjukkan IQ yang lebih tinggi dari Stephen Hawking dan Albert Einstein (keduanya memiliki IQ 160) dan unggul di atas rata-rata orang lain di seluruh dunia yang pernah mengikuti tes tersebut.

Ibunya, Luisa Di Marco (41), amat bangga dan mengatakan bahwa ia telah berjuang habis-habisan setelah mendengar anaknya mengatakan ingin mati karena tidak tahan di-bully teman-temannya. “Ketika dia pulang dan berkata, 'Saya tidak ingin hidup lagi, Ibu', itu merupakan hal yang sangat sulit bagi saya untuk mendengar anak saya mengatakan seperti itu,” kata Luisa.(Kompas.com|Foto: Daily Express)