Intisari-online.com - Nyaris 6 bulan berlalu, dunia masih diselimuti ketakutan akan perang Rusia-Ukraina.
Meski dampak kerusakannya tidak meluas, tapi gelombang ekonomi dunia sedang bergejolak akibat perang tersebut.
Banyak harga pangan naik, hingga kelangkaan dan kurangnya pasokan migas dunia.
Belum selesai dengan kabar tersebut, dunia seakan kembali dibuat was-was dengan peringatan perang yang bisa juga terjadi di Asia.
Presiden China Xi Jinping memperingatkan Presiden Biden untuk tidak menantang tekad Beijing di Taiwan.
Panggilan telepon pada(28/7) antara Xi Jinping dan Biden terjadi dalam konteks banyak laporan bahwa Ketua DPR AS Nancy Pelosi akan mengunjungi Taiwan .
"Siapa yang bermain api akan terbakar. Kami berharap AS memahami ini," kata kementerian luar negeri China mengutip Xi dalam panggilan telepon dengan Biden.
Xi menekankan bahwa Washington harus mematuhi "prinsip satu China" dan Beijing dengan tegas menentang niat separatis Taiwan.
"Posisi pemerintah dan rakyat China dalam masalah Taiwan konsisten. Keinginan teguh dari 1,4 miliar orang China adalah dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya," kata Xi.
Sebagai tanggapan, Presiden AS Biden mengatakan bahwa kebijakan Washington tentang Taiwan "tidak berubah" dan bahwa AS sangat menentang upaya sepihak untuk mengubah status quo atau merusak perdamaian dan stabilitas di Taiwan.
Menurut Xinhua, kedua pemimpin AS dan China melakukan percakapan yang "terus terang dan mendalam".
Gedung Putih mengatakan panggilan telepon antara Xi dan Biden telah lama dijadwalkan untuk memperdalam hubungan dan "mengelola perbedaan secara bertanggung jawab" antara AS dan China.
Panggilan telepon antara Xi dan Biden berakhir setelah 2 jam 17 menit.
Ini adalah panggilan telepon kelima antara para pemimpin AS dan China sejak Biden menjabat pada Januari 2021.
Selama panggilan telepon, Biden dan Xi juga menekankan pentingnya menjaga jalur komunikasi di Taiwan, memperluas kerja sama dalam perubahan iklim, keamanan, kesehatan, dan memerangi kejahatan narkoba.
Menurut CNN, sementara China "mengulurkan" masalah Taiwan, pejabat pemerintah AS membujuk Ketua DPR Pelosi untuk tidak mengunjungi pulau itu.
Pada (27/7) Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan dia berbicara dengan Pelosi untuk memberikan "beberapa penilaian tentang situasi keamanan".
Berbicara kepada pers setelah bertemu dengan Bapak Lloyd Austin, Ibu Pelosi tidak mengungkapkan informasi tentang jadwal kerjanya.
"Saya tidak pernah berbicara tentang perjalanan saya. Saya bisa dalam bahaya karena itu," kata Pelosi.