Intisari-online.com - Sistem artileri roket HIMARS buatan AS membuat gebrakan besar dalam konflik Ukraina.
Tetapi kelemahan sistemnya adalah hanya menggunakan peluru roket yang dipandu GPS, yang mahal dan tidak dapat diproduksi secara massal, atau dalam jumlah besar.
Dalam wawancara baru-baru ini, pejabat militer Ukraina memuji sistem roket HIMARS yang dipasok AS.
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan bahwa HIMARS memiliki kemampuan untuk secara akurat mencapai target seperti "seorang dokter menggunakan pisau bedah".
Pada (27/7), tentara Ukraina melancarkan serangan presisi di jembatan Antonovsky di provinsi Kherson dengan artileri roket HIMARS.
Serangan itu, yang menyebabkan kerusakan signifikan pada jembatan itu, merupakan perkembangan terbaru dalam serangan balik tentara Ukraina di selatan.
Amerika Serikat sejauh ini telah berkomitmen untuk mendukung Ukraina dengan 16 sistem HIMARS, yang relatif sedikit dibandingkan dengan kebutuhan negara untuk 100 sistem tersebut.
Menurut surat kabar AS The Drive, alasan AS membatasi pasokan peluncur roket HIMARS ke Ukraina bukan terletak pada jumlah peluncur, tetapi pada roket yang menyertai peluncur HIMARS.
"Jika Ukraina hanya memiliki 12-20 sistem HIMARS, tingkat konsumsi amunisi roket mungkin tidak akan menjadi masalah dalam waktu dekat," kata mantan kolonel Marinir AS Mark Cancian.
"Jika jumlah peluncur meningkat dan konflik berlangsung selama 3-4 bulan lagi, pada akhir bulan keempat, AS mungkin kehabisan roket yang dapat memasok Ukraina," katanya.
Dalam sebuah pesan awal pekan ini, mantan Jenderal AS Mark Hertling, yang menjabat sebagai komandan pasukan AS di Eropa, juga menyatakan keprihatinan tentang tingkat penggunaan roket HIMARS oleh militer Ukraina.
Source | : | The Drive |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR