Ternyata Istri Kedua Einstein adalah Sepupunya Sendiri

Ade Sulaeman

Editor

Ternyata Istri Kedua Einstein adalah Sepupunya Sendiri
Ternyata Istri Kedua Einstein adalah Sepupunya Sendiri

Intisari-Online.com - Albert Einstein dikenal dengan kecerdasannya, termasuk teori relativitas yang dibuatnya. Namun, tidak banyak orang mengenal sosok ini secara pribadi, termasuk untuk urusan hubungannya dengan wanita.

Fakta pertama, Huffington Post, Kamis (17/10/2013), menyatakan bahwa Einstein ternyata sosok yang populer di kalangan wanita. Pada masa mudanya, fisikawan itu termasuk dianggap tampan dan menjalin hubungan dengan banyak perempuan.

Tahun 1923, Einstein menjalin hubungan dengan wanita bernama Betty Neumann. Hingga saat emigrasinya ke Amerika Seriat tahun 1933, ia mengencani wanita pirang Austria bernama Margarete Lebach, sosialita bernama Estella Katzenellenbogen, dan seorang janda kaya bernama Toni Mendel.

Fakta kedua, sebelum menikahi seorang wanita bernama Mileva Maric, Einstein juga pernah menjalin hubungan dengan seorang perempuan hingga memiliki anak perempuan di luar nikah. Nasib anak itu tidak jelas.

Tahun 1903, Einstein menikah dengan Mileva Maric. Dari pernikahan itu, Einstein punya dua anak, Hans Albert dan Eduard. Pernikahan Einstein dan Mileva tak bisa dibilang romantis. Pasangan itu akhirnya bercerai setelah Perang Dunia I, pada tahun 1919.

Fakta mengejutkannya, selama pernikahan, Einstein membuat aturan-aturan aneh untuk Mileva. Einstein mengharuskan Mileva untuk menyediakan makan 3 kali sehari, berhenti bicara bila Einstein menginginkan, serta tidak mengharapkan keintiman dari Einstein.

Fakta mengejutkan lain adalah istri kedua Einstein, Elsa Eisntein, ternyata adalah sepupunya. Hubungan Elsa dan Einstein bahkan dimulai sejak pernikahan pertama Einstein belum berakhir.

Elsa dan Einstein menikah pada tahun 1919. Elsa adalah orang yang merawat Einstein selama sakit, menemani Einstein selama tahun-tahun pertamanya memberikan kuliah serta menerima Nobel Fisika. Elsa meninggal tahun 1936 karena sakit jantung dan hati. (Yunanto Wiji Utomo / kompas.com)