Paus Fransiskus: Ajaran Saya Bukan Marxis

Moh Habib Asyhad

Editor

Paus Fransiskus: Ajaran Saya Bukan Marxis
Paus Fransiskus: Ajaran Saya Bukan Marxis

Intisari-Online.com -Tudingan seorang ekonom sayap kanan asal Amerika Serikat bahwa Paus Fransiskus menyebarkan ajaran marxis dibantahnya dengan santai. Seperti yang dilaporkan oleh The Guardian, Paus Fransiskus menolak jika ajarannya disebut sebagai marxisme saat melalukan wawancara dengan La Stampa.

“Ideologi marxisme bagi saya itu salah, tapi saya bertemu dengan banyak marxis dalam hidup saya, dan mereka adalah orang-orang yang baik,” komentar Paus kepada La Stampa.

Paus tak memungkiri bahwa dia akan terus mengkritik sistem kapitalis dan mendesaknya agar lebih banyak memberikan perhatian kepada orang miskin. Dia menjelaskan, pada saatnya sebuah gelas kaca akan menjadi penuh dan meluapkan isinya keluar.Gelas bagi Paus adalah perumpaan orang kaya, dan luapan ke berbagai arah seumpanya uluran tangan atau perhatian yang seharusnya diberikat. Itu yang menjadi janji Paus sejak awal menjabat.

Pada wawancara yang berlangsung 95 menit tersebut dengan salah seorang koresponden Vatikan, Andrea Tornielli, orang nomer satu di Vatikan tersebut menyinggung banyak sekali aspek, termasuk momen natal. Yang paling mendesak baginya adalah melakukan agenda reformasi terhadap penderitaan orang miskin.

Sementara Natal bagi sang Paus adalah momen harapan dand kelembutan. Momen ini diharapkan bisa mengguncang rasa kepedulian seseorang terhadap penderitaan yang berada di depan matanya. Salah satu yang paling mengguncang Paus tentang pernyataannya ini adalah pengalamannya ketika melihat seorang ibu sedang menggendong bayinya yang kelaparan.

“Saya ingin mengulangi perkataan saya kepada ibu tersebut, kepada seluruh dunia: berilah makan kepada mereka yang lapar! Semoga Natal bisa menggoncang rasa ketidakpedulian kita selama ini,” ujar Paus Fransiskus kepada La Stampa.

Sudah tidak menjadi rahasia umum lagi, salah satu agenda Paus adalah mengubah paradigma terkait bagaimana Vatikan harus dijalankan; lebih mendekatkan gereja kepada para jemaatnya. Dan inilah yang menjadikannya sebagai “person of the year” versi surat kabar kenamaan TIME. (The Guadian)