Intisari-Online.com - China mengeluarkan ancaman terbarunya di Laut China Selatan pada hari Senin kemarin.
Ancaman China itu terkait agar Amerika Serikat (AS), Kanada, dan Australia tidak memprovokasi di wilayah yang diperebutkan itu.
Diketahui China, yang memiliki klaim luas atas sebagian besar Laut China Selatan, mengatakan ketiga negara harus menahan diri.
Dilansir dari express.co.uk pada Jumat (22/7/2022), peringatan dari juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin datang ketika dia menjawab pertanyaan tentang manuver agresif oleh pilot China terhadap rekan-rekan mereka di Kanada dan Australia.
Pertanyaan itu mengikuti pengungkapan yang dilaporkan oleh Politico pekan lalu bahwa sebuah jet tempur China memiliki interaksi “tidak aman” dan “tidak profesional” dengan pesawat operasi khusus AS C-130 di Laut China Selatan pada bulan Juni.
Ketika Beijing terus meningkatkan ketegangan dengan Washington, seorang pakar militer telah melihat apa yang akan terjadi jika China dan AS berperang di Laut China Selatan dan kawasan Indo-Pasifik yang lebih luas.
Konflik antara dua negara adidaya, yang dipimpin oleh Presiden China Xi Jinping dan Presiden AS Joe Biden, akan menjadi “pertumpahan darah”, menurut Dr John Callahan.
Dr John Callahan adalah mantan diplomat dan juru bicara Departemen Luar Negeri, yang sekarang bekerja sebagai penasihat militer dan dekan di New England College di AS.
“Amerika benar-benar mampu dan dapat mengalahkan China,” ucap Dr John Callahan.
“Tapi itu terjadi jika AS benar-benar menurunkan kekuatan penuh angkatan bersenjata AS mereka di Pasifik dan benar-benar memerangi mereka di tempat mereka berada.”
“Masalahnya adalah pasukan AS tersebar di seluruh dunia.
“Jika berbicara tentang kemampuan penuh, itu akan menjadi pertumpahan darah, tetapi AS akan menang.”
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR