Pilot Citilink yang Daratkan Pesawat Secara Darurat Dinyatakan Meninggal Dunia, Kenali Tanda-tanda Menjelang Kematian yang Umum Terjadi, Salah Satunya Lebih Banyak Tidur

K. Tatik Wardayati

Editor

Maskapai Citilink.
Maskapai Citilink.

Intisari-Online.com – Pilot Capt. Boy Awalia (48) dari maskapai penerbangan Citilink mengalami darurat kesehatan saat memimpin penerbangan nomor QG307 rute Surabaya-Makassar, pada Kamis (21/7/2022) pagi.

Mengutip kompas.com (22/7/2022), melalui keterangan resminya, Direktur Utama PT Citilink Indonesia, Dewa Kadek Rai, mengatakan, “Setelah dievakuasi ke rumah sakit dan berdasarkan hasil pemeriksaan dokter dari pihak rumah sakit setempat, disampaikan bahwa pilot kami dinyatakan telah meninggal dunia.”

Jenazah almarhum Capt. Boy Awalia kemudian diterbangkan langsung dari Surabaya menuju Jakarta dan akan disemayamkan di Jakarta sesuai dengan penanganan prosedur yang berlaku.

Pesawat Citilink dengan nomor penerbangan QG307 tujuan Surabaya-Makassar, pada Kamis (21/7/2022) pagi kembali mendarat di Bandara Internasional Juanda, Surabaya, yang disebabkan pilot pesawat mendadak sakit saat memimpin penerbangan.

Berdasarkan informasi dari PT Angkasapura I Bandara Internasional Juanda, pesawat tersebut membawa 171 penumpang dan take off pukul 06.10 WIB dan mendarat darurat pukul 06.56 WIB.

Namun, sampai saat ini belum ada keterangan dari pihak berwenang penyakit yang diderita oleh Capt. Boy hingga melakukan pendaratan darurat dan merenggut nyawanya.

Tanda-tanda menjelang kematian

Pada kematian alami, seperti karena alasan sakit atau usia lanjut, saat menjelang kematian seseorang terdapat tanda-tanda fisik dan mental yang umumnya terjadi.

Bila kematian karena kecelakaan atau bunuh diri biasanya tidak memiliki tanda-tanda fisik yang dapat ‘terbaca’.

Berikut ini beberapa tanda-tanda menjelang kematian alami yang umum terjadi.

1. Mengurangi makan dan minum

Melansir dari Healthline, kebutuhan energi semakin berkurang seiring bertambahnya usia.

Karena cenderung merasa tidak membutuhkan banyak energi untuk melakukan banyak tugas sehari-hari, maka semangat makan dan minum pun berkurang.

Seseorang mungkin berhenti makan atau minum sama sekali beberapa hari menjelang kematian, bahkan mereka yang sedang sekarat mungkin tidak memliki selera pada makanan sama sekali, bahkan terhadap menu favorit mereka.

Untuk membantu mereka, disarankan membiarkan mereka makan saat lapar, waktu di mana mereka menginginkannya, juga tawarkan minuman segara agar tetap menghidrasi tubuh.

Bila mereka cukup lama tidak minat minum sama sekali, cobalah tepuk-tepuk ringan bibir mereka dengan sapu tangan basah atau dingin, agar kulit halus di sekitar bibir tetap lembap.

2. Lebih banyak tidur

Beberapa bulan sebelum kematian alami, menjelang kematian seseorang cenderung mulai tidur lebih banyak dari biasanya.

Ketika mendekati kematian, metabolisme tubuh akan turun, dan tanpa pasokan energi alami yang stabil, maka kelelahan mudah terjadi.

Menghadapi hal tersebut, disarankan untuk membiarkan mereka tidur dan bantulah untuk menemukan tempat yang nyaman untuk beristirahat.

3. Menarik diri dari orang-orang

Tidak jarang orang yang sakit keras mulai pelan-pelan menarik diri dari aktivitas sosial dan orang-orang di lingkungannya.

Merupakan cerminan alami dari perubahan energi serta keinginan untuk menjaga hari-hari terakhir mereka.

Beberapa orang mungkin tidak ingin membiarkan orang lain melihat mereka sekarang, jadi mereka mungkin mengisolasi diri di hari-hari terakhir mereka, maka jangan tersinggung dengan sikap demikian, dan berkunjunglah saat mereka merasa nyaman.

4. Perubahan di organ vital

Menjelang kematian, umumnya seseorang mengalami penurunan tekanan darah, lalu saat tekanan darah rendah, ginjal juga berhenti bekerja.

Setelah itu mungkin akan terlihat urin yang berwarna sawo matang, cokelat, atau merah kecokelatan.

Perubahan pernapasan juga menjadi lebih jelas, detak jantung juga menjadi tidak teratur dan sulit dideteksi.

5. Perubahan pada kotoran

Kuantitas kencing dan buang air besar mereka yang menjelang kematian biasanya lebih sedikit dan tidak teratur karena mereka hanya sedikit makan dan minum.

Semakin sedikit mereka makan dan minum, bisa jadi mereka lebih jarang buang air kecil dan besar.

Sebagai proses alami, jangan khawatir jika menjelang kematian mereka berhenti buang air besar dan kecil.

Juga normal terjadi perubahan warna urine, karena kencing mencerminkan fungsi ginjal dan ketika ginjal mati, maka produksi urine melambat atau berhenti.

6. Suhu tubuh turun

Sirkulasi darah orang yang sekarat menjadi tertarik menuju organ vital di hari-hari terakhir menjelang kematian, itu juga terjadi di bagian tubuh seperti tangan, kaki, jadi sangat berkurang.

Akibat hal tersebut maka kulit dan anggota badan terasa dingin saat disentuh, kulit juga tampak pucat, akibatnya kulit tampak berbintik-bintik warna biru-ungu.

Bagi orang normal mungkin kulit atau anggota badan itu terasa sejuk, namun tidak bagi orang yang tengah menghadapi kematian, beri saja selimut tipis agar membuat mereka lebih hangat.

7. Otot melemah

Menjelang kematian, otot seseorang bisa menjadi sangat lemah, sehingga tugas sederhana saja bisa jadi sulit, seperti mengangkat secangkir air atau membalik badan di tempat tidur.

8. Muncul masalah pernapasan

Menjelang kematian, seseorang yang sedang menghadapinya memiliki napas yang naik turun, tiba-tiba saja terengah-engah atau mengalami jeda waktu yang lama di antara helaan napas.

Obat pereda nyeri bisa membuat pernapasan lebih mudah, namun disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

9. Lebih kebingungan

Menjelang kematian seseorang, seseorang akan lebih mengalami kebingungan atau inkoheresi, mereka juga mungkin sering gelisah dan agresif, mereka merasa tidak tahu di mana mereka berada atau apa yang terjadi.

Menghadapi hal tersebut, tetaplah tenang dan perlahan jelaskan kepada mereka, karena meski menghadapi kematian mereka masih memiliki otak yang bekerja, bahkan meski terlihat seperti sedang tidur.

10. Penyakit

Intensitas rasa sakit kemungkinan meningkat bagi seseorang menjelang kematiannya, tak jarang menunjukkan tanda-tanda seperti kesakitan, seperti meringis, mengerang, atau mengerutkan dahi.

Mereka yang sekarat dan menjelang kematian, mungkin kehilangan kemampuan menelan, jadi jalur intravena (IV) mungkin diperlukan untuk memberikan obat pereda nyeri, namun ini harus diberikan di rumah sakit.

11. Halusinasi

Mereka yang menjelang kematian sering kali seperti berhalusinasi melihat kerabat yang telah lama meninggal, dan sering kali diceritakan oleh orang-orang yang memiliki pengalaman merawat kerabat yang tengah menghadapi kematian.

Halusinasi dan penglihatan tentang suatu tempat atau orang lain yang masih hidup juga tidak jarang terjadi.

Meskipun mungkin menjengkelkan, namun sebaiknya jangan ditanggapi atau mencoba mengoreksi perkataan mereka yang sedang menghadapi maut.

Namun, sebaliknya ajukan pertanyana dan bantu mereka memahami apa yang mereka lihat.

Ketika semakin mendekati kematian

Namun, beberapa hari terakhir menjelang kematian, seseorang bisa tiba-tiba saja menunjukkan energi yang kuat, seperti melansir dari Verywell Health.

Mereka yang sedang sakit keras, tiba-tiba ingin bangun dari tempat tidur, berbicara dengan orang yang dicintai atau makan lahap setelah berhari-hari tidak nafsu makan.

Kerabat yang merawatnya mungkin menganggap itu pertanda baik karena kondisi yang sakit akan berangsur sehat, namun, itulah tahap seseorang yang sakit semakin dekat menuju kematian.

Hal itu menjadi tindakan fisik terakhir orang yang sekarat sebelum menjadi lebih parah.

Gelombang energi itu biasanya singkat, setelah itu tanda-tanda kematian kembali dalam bentuk yang lebih kuat, seperti pernapasan menjadi lebih tidak terakhir dan sering kali lebih lambat.

Napas cepat diikuti periode tidak bernapas sama sekali, telapak tangan dan kaki muncul bintik-bintik keunguan atau belang-belang, perlahan-lahan naik ke lengan dan kaki.

Bibir dan dasar kuku berwarna kebiruan atau ungu, dan bibir mungkin terkulai.

Mereka mungkin menjadi tidak responsif, bahkan mata terbuka tetapi tidak melihat sekeliling mereka.

Dipercaya bahwa pendengaran adalah indra terakhir yang berfungsi menjelang kematian, maka disarankan agar orang yang dicintai meluangkan waktu untuk duduk bersama dan berbicara dengan orang yang tengah sekarat.

Dan, kematian datang saat pernapasan dan jantung berhenti total.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan, Jika Seseorang Sudah Mendekati Ajalnya 7 Tanda Ini Akan Muncul Menjelang Kematiannya

Baca Juga: ‘Lahir untuk Terbang’ Kisah Heroik Pilot Cyril Barton, Berhasil Selamatkan Seluruh Kru Pesawat Pembomnya yang Rusak Saat Perang Dunia II, Tetapi Tewas Saat Pendaratan Darurat

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait