Intisari-online.com - Departemen Luar Negeri AS pada hari Selasa menurunkan peringkat Indonesia dalam laporan tahunan terbaru.
Tentang upaya negara-negara untuk memerangi perdagangan manusia, tetapi mempromosikan Thailand.
Peringkat ini didasarkan pada jumlah investigasi perdagangan yang dilakukan di negara-negara tersebut.
Di tempat lain di Asia Tenggara, Malaysia tetap berada di tingkat paling bawah dan Filipina tetap di tingkat teratas dalam Laporan Perdagangan Manusia tahun 2022 departemen tersebut.
"Saya pikir sebagian besar dari Anda tahu ini, tetapi perlu diulang: Skala masalah ini sangat luas," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam konferensi pers di Washington di mana ia meluncurkan laporan tersebut.
"Ada hampir 25 juta orang saat ini menjadi korban perdagangan manusia 25 juta orang," katanya.
"Amerika Serikat berkomitmen untuk memeranginya karena perdagangan manusia mengganggu stabilitas masyarakat, melemahkan ekonomi, merugikan pekerja, memperkaya mereka yang mengeksploitasi mereka, melemahkan bisnis yang sah, dan yang paling mendasar, karena itu sangat salah," kata diplomat top Amerika.
Dalam laporan TIP terbaru, Departemen Luar Negeri mengatakan telah menurunkan Indonesia ke Daftar Pengawasan Tingkat 2, karena investigasi kejahatan perdagangan manusia telah turun selama lima tahun berturut-turut, dan hukuman telah menurun selama empat tahun berturut-turut.
Tahun lalu, Indonesia telah menerima pujian untuk menyelidiki, menuntut dan menghukum agen perekrutan yang memfasilitasi kerja paksa orang Indonesia di atas kapal penangkap ikan China.
Tahun ini, keterlibatan resmi dalam kejahatan perdagangan manusia tetap menjadi perhatian yang gagal ditangani oleh pemerintah, kata laporan itu.
"Kurangnya prosedur identifikasi korban yang kuat dan sistematis terus menghambat identifikasi proaktif korban secara keseluruhan, terutama korban laki-laki, sementara layanan perlindungan pemerintah tetap tidak memadai karena tidak secara khusus menangani kebutuhan korban perdagangan manusia," katanya.
Source | : | Benar News |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR