Saatnya Menari

Monalisa Darwin D

Editor

Saatnya Menari
Saatnya Menari

Intisari-Online.com - Sudah dua puluh tahun yang lalu Mazzella dan keluarga kecilnya pindah ke rumah yang saat ini mereka tempati. Hari ini, ia mencuci piring sarapan di wastafel dapur dan mendengar anak-anaknya bermain di kamar tidur salah seorang anak laki-lakinya. Televisi terdengar memutar saluran video musik country dan Mazzella mulai bersenandung bersama lagu-lagu yang terdengar sambil menggosok wajan.

Tiba-tiba Mazzella merasakan kakinya ditarik pelan. Ia melihat ke bawah dan ternyata ada putrid kecilnya dan menatap dengan mata abu-abu biru yang berkilau. Putrinya menyelinap masuk ke dapur secara diam-diam. Mazzella tersenyum, mengeringkan tangan, kemudian menjemput putrinya yang masih berada di dekat kakinya. Mazzella memeluknya dan bergoyang bolak-balik beberapa menit mengikuti musik yang masih berasal dari televisi.

Mereka berdua tertawa dan putrinya memegang leher Mazzella yang memberi isyarat ia ingin turun. Mazzella memberi satu kali putaran lagi sebelum menurunkan putrinya. Kemudian putrinya tertawa dan berlari menyusuri lorong untuk kembali bermain.

Mazzella tahu bahwa putri kecilnya nanti mungkin tidak akan ingat kejadian singkat itu. Tapi, ia selalu menyimpan setiap kenangan yang ada di dalam jiwa dan hatinya. Ia juga sadar bahwa anaknya akan tumbuh dewasa dengan cepat. Mazzella juga terpikir bahwa ketika putrinya dewasa nanti, tidak akan mempermalukannya di depan teman-temannya hanya karena memeluk, mencium, dan menari bersama ayahnya itu.

Namun, Mazzella melihat hari ini putrinya yang menjadi bagian dari hidupnya itu masih gadis kecil yang penuh tawa dan ceria. Ia mengingat bahwa hidup hanya satu kali dan sangat singkat. Selalulah ingat mengambil waktu untuk menari, mencintai, berdoa, tertawa, bernyanyi, memberi pelukan serta ciuman, melihat mataha terbenam, bersyukur pada Tuhan, dan menghargai setiap waktu yang diberikan.

Jadi, hiduplah dalam suka cita!(sunnyskyz.com)